Hujan merupakan peristiwa jatuhnya air dari langit ke tanah. Hujan sangat penting bagi kehidupan manusia. Jika musim kemarau, hujan akan sangat jarang terjadi yang akhirnya menyebabkan kekeringan yang akan membawa bencana.
Dibeberapa daerah di Indonesia ada beberapa ritual yang bisa dibilang cukup aneh dan unik untuk mendatangkan hujan.Antaranya :
Ritual Ojung, Bondowoso
Ritual Ojung, Bondowoso
Di Bondowonso ada sebuah ritual unik untuk mendatangkan hujan ketika kekeringan terjadi, ritual ini dikenal dengan nama Ojung. Tradisi ini telah di turunkan turun temurun dan sampai saat ini masih terus di gelar. Ritual Ojung diawali dari tarian Topeng Kuna dan Rontek Singo Wulung dan puncak dari ritual ini adalah pertandingan adu pukul sebatang rotan dengan peserta lelaki dewasa sejak usia 17 tahun hingga usia tua 50 tahunan. Saat wasit memberi aba-aba, pertandingan dimulai, dua pemain inipun adu tangkas memecutkan rotan. Selain untuk memohon hujan, ritual ini juga dimaksudkan untuk menolak bala bagi masyarakat desa sekitar.
Ritual Cowongan, Banyumas
Ritual Cowongan, Banyumas
Di kabupaten Banyumas ada sebuah ritual unik untuk mendatangkan hujan, ritual ini bernama Cawongan. Yang jika diartikan oleh warga setempat artinya menghiasi wajah. Jadi ritual cawongan ini adalah ritual yang dengan sengaja dilakukan seseorang untuk menghias wajah. Ritual ini dipercaya dapat menurunkan hujan berkat bantuan Dewi Sri yang merupakan dewi pangan yang memberikan kesejahteran bagi umat manusia. Melalui doa doa yang dipanjatkan, Dewi sri akan menurunkan hujan dari langit. Yang boleh melakukan ritual Cowongan hanyalah kaum wanita saja. Menurut cerita warga setempat, yang datang dan merasuk dalam properti cowongan adalah bidadari. Sehingga kaum laki-laki tidak boleh memegang properti itu. Desa yang sampai saat ini masih melestarikan ritual Cowongan untuk mendatangkan hujan adalah desa Plana, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas.
Ritual Unjungan, Purbalingga & Banjarnegara
Ritual Unjungan, Purbalingga & Banjarnegara
Ritual Unjungan merupakan ritual yang dilakukan masyarakt di Purbalingga dan Banjarnegara untuk mendatangkan hujan ketika kemarau tiba. Tradisi Unjungan merupakan tradisi mengadu manusia mengunakan rotan yang dilakukan oleh pria dewasa. Sebelum beradu pukul berlangsung, biasanya pemain Unjungan akan menari terlebih dahulu dangan iringan musik. Setelah musik selesai, barulah mereka beradu saling memukul mengunakan rotan. Ritual ini akan terus dilakukan jika hujan belum juga turun. Namun jumlahnya dihitung secara ganjil. Apabila setelah tiga kali dilaksanakan masih belum turun hujan, maka unjungan tujuh kali, begitu seterusnya.
Ritual Cambuk Badan Tiban, Tulungagung
Ritual Cambuk Badan Tiban, Tulungagung
Ritual cambuk badan tiban ini dilakukan untuk meminta hujan yang dilakukan oleh warga Desa Wajak, Boyolali, Tulungagung. Ritual ini adalah ritual adu cambuk yang dilakukan oleh pria dewasa. Dulunya tradisi cambuk badan tiban ini dilakukan oleh Tumenggung Surotani II untuk mencari bibit prajurit tangguh, namun seiring pergeseran zaman tradisi cambuk badan tiban dijadikan cara untuk mendatangkan hujan bagi warga setempat. Darah yang keluar akibat dari cambukan inilah yang dipercaya warga akan mendatangkan hujan.
Ritual Gedub Ende, Bali
Ritual Gedub Ende, Bali
Ritual Gedub Ende merupakan ritual unik untuk mendatangkan hujan masyarakat bali. Ritual ini dilakukan dengan cara mengadu dua orang dengan cara memukul dengan mengunakan rotan. Rotan disini disebut Ende sedangkan yang namanya Gedub adalah alat yang digunakan untuk mengkis rotan yang digunakan peserta. Jadi peserta ritual ini akan mengunakan rotan dan penangkis untuk bertarung. Dalam pertarungan Gedub Ende ada seorang wasit yang bernama saye. Wasit inilah yang nantinya memberikan peringatan kepada pemain yang melakukan pelangaran. Darah yang ditimbulkan dalam pertarungan Gedub Ende inilah yang diyakini warga akan mendatangkan hujan.
Sumber - http://mediaonlinenews.com/
Wednesday, 8 January 2014
BILA UMARAK DAN ULAMA BERTELAGAH
Bismillahirrahmannirahim..
Dengan nama Allah swt Yang Maha Mulia, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, rezeki serta hidayah kepada hamba-hamba-Nya agar kita sentiasa beribadah kepada-Nya. Selawat dan salam kapada junjungan besar, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam serta ahli keluarga dan para sahabat tercinta
"Hai Daud! Sesungguhnya kami menjadikan kamu (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsumu, kerana ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, kerana mereka melupakan hari perhitungan"
(Surah Shaad : 26)
“Sesungguhnya Allah menolong sesiapa yang menolong Agama-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Gagah, lagi Maha Perkasa. Iaitu mereka yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi nescaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf serta mencegah perbuatan yang mungkar. Dan kepada Allah sahajalah kembali segala urusan”
( al-Hajj : 40-41)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah S.A.W bersabda, “Sebaik-baik pemimpinmu ialah mereka yang kamu kasihi dan mereka mengasihimu dan kamu mendoakan mereka dan mereka mendoakan kamu. Sejahat-jahat pemimpinmu ialah mereka yang kamu benci dan mereka membencimu dan kamu mengutuk mereka dan mereka mengutukmu.’ Sahabat-sahabat pun berkata, ‘Bolehkah kami menentang mereka?’ Jawab Nabi, ‘Tidak, selama mana mereka tetap menegakkan solat’.”
“ Gajah sama gajah berjuang, pelanduk mati di tengah-tengah” pepatah atau peribahasa ini memang tepat untuk menggambarkan senario yang mewarnai kehidupan serta suasana politik dalam masyarakat kita hari ini. Apabila orang-orang yang diberi amanah untuk memimpin tidak menjalankan tanggungjawab mereka dengan sebaik mungkin. Apabila orang-orang yang berilmu tidak menggunakan kebijaksanaan mereka ke a rah jalan yang benar. Apabila ulama yang yang sepatutnya menggalas tanggungjawab menyatukan ummah tidak menjalankan kewajiban dan amanah Allah dengan seikhlasnya. Apabila institusi kekeluargaan sering berantakan dan runtuh kerana tiada asas yang kukuh. Apabila jiran-jiran tidak mahu mencampuri hal urusan tetangganya yang lain atas alasan privacy . Maka akhirnya Allah menurunkan bala dan bencana kepada kita dengan pelbagai bentuk dan suasana.
Salah satu bala yang Allah datangkan kepada masyarakat kita hari ini ialah keruntuhan akhlak terutama di kalangan para remaja. Masalah keruntuhan akhlak merupakan agenda utama dan penting untuk sama-sama kita tangani. Lebih malang sekali segala masalah keruntuhan akhlak remaja hari ini seperti penagihan dadah, pembuangan bayi, budaya samseng, derhaka ibu-bapa, keruntuhan moral dan banyak lagi, diungguli oleh remaja Melayu yang sudah semestinya beragama Islam. Kita boleh melihat data-data dan statistik tentang masalah ini samada melalui laman-laman internet atau akhbar-akhbar terpampang jelas dan saban tahun mengalami peningkatan dari segi jumlahnya. Sesuatu yang menakutkan tetapi realiti yang perlu dihadapi.
Anak-anak hari ini adalah bakal pemimpin mendatang yang akan memimpin negara. Anak-anak remaja hari ini adalah cerminan masa hadapan peradaban kita. Namun malangnya, anak-anak remaja hari ini menjadi mangsa keadaan. Kita sering menuding jari kepada pihak ibu bapa sahaja bila berlakunya kes-kes remaja bermasalah dan terbabit dalam gejala sosial. Memang tak dapat dinafikan bahawa institusi keluarga merupakan penyumbang kepada faktor gejala keruntuhan sosial remaja. Namun faktor-faktor lain juga sebenarnya turut menyumbang ke arah permasalahan ini. Bila berada di rumah mungkin pihak ibu-bapa masih boleh mengawal gerak-geri anak-anak mereka. Akan tetapi sebaik sahaja remaja melangkah dan berada di luar rumah maka mereka akan menghadapi lebih banyak cabaran dan dugaan kehidupan. Selain pihak ibu bapa, siapakah yang akan memikul tanggungjawab membimbing dan memimpin remaja ke arah jalan yang benar serta berpandukan syariat Islam. Maka tanggungjawab ini sebenarnya perlu dipikul oleh semua anggota masyarakat bermula dari individu( ibu dan bapa), anak –anak khariah, penduduk setempat, pertubuhan, ahli agama, ulama dan para umarak(pemimpin).
" Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, kerana itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat."
( Surah Al-Hujurat: 10)
Malang sekali hari ini bagaimana mungkin kita hendak membimbing anak-anak remaja kita kembali kepada hukum Allah dan sunnah rasul sedangkan kita sendiri bercakaran dan berselisih faham sesama sendiri. Bagaimana kita hendak meletakkan Islam di tempat yang paling tinggi dan menjadi cara hidup sedangkan kita yang dipertanggungjawabkan sendiripun tidak memenuhi tuntutan seperti yang diperintahkan oleh Allah dan Rasulullah S.A.W. Bagaimana kita hendak menyelesai dan menangani masalah keruntuhan akhlak remaja sedangkan di waktu yang sama kita menunjukkan contoh dan teladan yang jelek dan menjijikkan.
“Wajiblah ada di antara kamu suatu umat (golongan0 yang menyeru (manusia) kepada melakukan kebaikan, menyuruh berbuat yang baik dan melarang berbuat yang jahat. Mereka itulah orang-orang yang berjaya (bahagia)
(Ali Imran : 104)
Apa tidaknya, lihatlah hari ini para pemimpin yang melaung-laungkan slogan sebagai pembela agama, bangsa dan negara dalam waktu yang sama telah memungkiri dan menodai kata-kata tersebut. Para pemimpin baik dari pihak yang pro atau penentang tidak habis-habis bercakaran antara satu sama lain. Para pemimpin dan penyokong fanatik tidak habis-habis melepaskan dendam kesumat, caci mencaci dan lebih memalukan memaki hamun antara satu sama yang lain. Masing-masing mendabik dada mengatakan yang pimpinannya lebih baik dari orang lain sedangkan pada hakikatnya masing-masing berjuang untuk menjadi pemimpin periuk nasi sendiri. Para pemimpin besar dan kecil ini tidak pernah bersatu atas nama cintakan Islam. Merekasanggup berbaik-baik, berpelukan, bersalaman dengan golongan kafir tapi pada masa yang sama bermusuhan dengan saudara muslim seagama dengan mereka. Pemimpin besar dan kecil ini tidak pernah menunjukkan contoh yang baik kepada anak-anak remaja. Dan perlakuan buruk mereka ini (jika tidak dihentikan) akan menjadi contoh teladan dan diteruskan perlakuan sebegini oleh anak-anak muda ini apabila mereka pula menjadi pemimpin tak kiralah samada dia peringkat bawah hingga ke peringkat tertinggi.
Sabda Rasulullah S.A.W yang maksudnya:
“Jangan kamu dengki- mendengki, jangan benci -membenci dan jangan musuh-memusuhi.”
Sepatutnya sebagai pemimpin kita perlu melihat apakah agenda sebenar kita sebagai pemimpin, menyelesaikan masalah ummah yang telah memberi kepercayaan kepada kita menjadi pemimpin dan bukannya bercakaran sepanjang masa hinggakan terlupa menunaikan amanah dan tanggungjawab yang sebenar. Kita tidak pernah rasa ingin berdamai dan bersatu atas nama rasa kasih sayang sesama Islam. Kita biarkan sifat mazmumah hidup subur dalam hati kita. Malahan benih-benih negatif ini kita cambahkan pula kepada para pengikut kita agar dalam hati mereka akan berputik benih-benih mazmumah ini dan akhirnya mereka turut mempunyai sifat buruk seperti kita. Selalunya orang-orang awam seperti saya tertanya-tanya, mengapa kita tidak boleh bersatu. Kita punya Islam sebagai sandaran, Al Quran dan Al Sunnah sebagai pegangan tapi kadangkala perlakuan dan sikap kita lebih buruk dan teruk dari golongan kafir yang tiada tetap pendirian agamanya. Malahan dari segi bersatu atas nama kemajuan dan kebajikan bangsa, mereka boleh bersatu dan mengenepikan segala fahaman kepartian. Bagaimana dengan kita? Mengapa kita tidak boleh bersatu dan bermuafakat demi kebaikkan ummah sedangkan dalam pimpinan kita terdiri dari semua golongan baik dari para cendakiawan, para ulama, para ustaz, tokoh koporat, guru-guru dan sebagainya. Sebenarnya kita mengalami penyakit hati yang terlalu kronik. Kita selalu berprasangka buruk dan iri hati pada sesama saudara semuslim kita. Bagaimana kita dapat bersatu jika hati pemimpin hari ini penuh rasa curiga, was-was dan kebatilan? Maka yang menjadi mangsa adalah anak-anak remaja yang sedang meningkat dewasa dalam iklim suasana politik yang menyedihkan.
Dalam 30 Wasiat Imam Syafie berkata :
“Hati adalah raja di dalam diri. Oleh itu lurus dan betukan ia supaya empayar kerajaan dirimu tegak di atas al haq yang tidak disertai oleh iringan-iringan pasukan kebatilan.”
Selain dari para pemimpin, akhir-akhir ini terdapat sebahagian kecil ulama bercakaran sesama sendiri. Mereka bukan sahaja berselisih pendapat (merupakan perkara biasa) malahan sudah ada yang ke tahap saman menyaman sesama ulamak. Masyaallah Tabarakallah. Apa sudah jadi dengan umat Islam di negara kita ini. Ulamak sepatutnya menjadi orang paling dihormati kerana bukan sahaja pada ilmunya tetapi peribadi serta adabnya yang bersesuaian dengan gelaran yang disandang. Amat menyedihkan dan malang sekali hari ini terdapat golongan ulama sudah bertengkaran antara satu sama lain, membuka aib ulama lain, kadangkala dilihat bersifat angkuh, sombong, riak dan ujub kerana dirasakan mempunyai tahap keilmuan yang hebat berbanding ulama lain. Teguran dan nasihat tiada langsung dalam kamus hidup golongan seperti ini . Kita bimbang ekoran dari keadaan ini, masyarakat sekeliling akan tidak menghormati lagi Majlis Ulama. Orang-orang bukan Islam akan memandang enteng peranan Majlis Ulama. Hanya kerana dua tiga kerat ulama yang bersifat keduniaan habis terpalit seluruh institusi ulamak.
Daripada Anas r.a berkata: Bersabda Rasulullah S.A.W:
“Selagi akan ada di akhir zaman ahli ibadat yang jahil dan ulama yang fasiq.”
Hadis riwayat Ibnu Ady
Wahai para pemimpin yang dihormati dan para ulama yang dikasihi, ayuh kita perlu sama-sama bermuhasabah diri. Janganlah kita menjadi manusia yang sanggup dan tergamak menjual agama untuk mendapatkeuntungan dunia yang sedikit. Janganlah kita mengaku sebagai pemimpin yang ingin memartabatkan Islam tetapi dalam masa yang sama kita melakukan sesuatu yang tidak selari dengan syariat Islam. Janganlah kita menjadi golongan yang mementingkan keuntungan peribadi semata-mata sehingga sanggup membiarkan matlamat dan cita-cita kita menghalalkan cara walaupun ianya sudah jelas dan nyata tidak mengikut lunas-lunas Al Quran dan Sunnah. Janganlah menjadi Umarak dan Ulama yang hipokrit, bila sesuatu yang memberi keuntungan, kita mengiya dan menyokong . Akan tetapi bila sesuatu perkara itu mempersoalkan kelemahan dan keburukkan kita, maka kita mudah melatah dan melenting, enggan menerima hakikat malahan kita menuding jari dan mencari kesalahan orang lain pula. Kita kini sudah tidak punya masa. Kita kini berada di ambang menyaksikan betapa anak-anak remaja kita mengalami masalah keruntuhan akhlak yang cukup tenat. Masakan kita tidak boleh hentikan perbalahan dan pentengkaran seketika, duduk semeja mencari formula untuk memulihkan semula akhlak remaja kita yang kian nazak. Kita semua boleh lakukan Jika kita benar-benar cintakan Islam dan takut akan hukuman Allah di hari pembalasan. Ingatlah! Genarasi muda sebagaimanakah yang ingin kita wariskan untuk terus menjadi khalifah di bumi Allah ini.
Nabi Muhammad S.A.W pernah bersabda yang maksudnya:
“ Dua golongan di kalangan umatku apabila mereka bersikap baik maka baik umat seluruhnya, dan apabila mereka buruk maka buruklah umat seluruhnya, iaitu golongan umarak (pemimpin-pemimpin) dan golongan ulamak (ahli-ahli cerdik pandai)”
“Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam) dan janganlah kamu bercerai-berai dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (semasa jahiliah dahulu), lalu Allah menyatukan di antara hati kamu (sehingga kamu bersatu-padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara dan kamu dahulu telah berada di tepi jurang Neraka (disebabkan kekufuran kamu semasa jahiliah), lalu Allah selamatkan kamu dari Neraka itu (disebabkan nikmat Islam juga). Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat keteranganNya, supaya kamu mendapat petunjuk hidayatNya.”
(Ali Imran: 103)
Bukannya niat saya untuk menuding jari pada sesiapapun, namun keikhlasan hati saya ingin melihat umat Islam di negara tercinta ini bersatu kembali di bawah satu panji-panji iaitu ISLAM. Anak-anak remaja perlu ditarbiah agar terus menjadi umat yang hebat yang selalu cintakan ALLAH dan Rasulullah. Insyallah kita sama-sama renungkan.
Rujukan
Al Imam Muslim. Shahih Muslim Jilid I, II, III & IV.Klang Book Centre. Cetakan kelima 1997
Dengan nama Allah swt Yang Maha Mulia, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Gambar hiasan |
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, rezeki serta hidayah kepada hamba-hamba-Nya agar kita sentiasa beribadah kepada-Nya. Selawat dan salam kapada junjungan besar, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam serta ahli keluarga dan para sahabat tercinta
"Hai Daud! Sesungguhnya kami menjadikan kamu (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsumu, kerana ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, kerana mereka melupakan hari perhitungan"
(Surah Shaad : 26)
“Sesungguhnya Allah menolong sesiapa yang menolong Agama-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Gagah, lagi Maha Perkasa. Iaitu mereka yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi nescaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf serta mencegah perbuatan yang mungkar. Dan kepada Allah sahajalah kembali segala urusan”
( al-Hajj : 40-41)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah S.A.W bersabda, “Sebaik-baik pemimpinmu ialah mereka yang kamu kasihi dan mereka mengasihimu dan kamu mendoakan mereka dan mereka mendoakan kamu. Sejahat-jahat pemimpinmu ialah mereka yang kamu benci dan mereka membencimu dan kamu mengutuk mereka dan mereka mengutukmu.’ Sahabat-sahabat pun berkata, ‘Bolehkah kami menentang mereka?’ Jawab Nabi, ‘Tidak, selama mana mereka tetap menegakkan solat’.”
“ Gajah sama gajah berjuang, pelanduk mati di tengah-tengah” pepatah atau peribahasa ini memang tepat untuk menggambarkan senario yang mewarnai kehidupan serta suasana politik dalam masyarakat kita hari ini. Apabila orang-orang yang diberi amanah untuk memimpin tidak menjalankan tanggungjawab mereka dengan sebaik mungkin. Apabila orang-orang yang berilmu tidak menggunakan kebijaksanaan mereka ke a rah jalan yang benar. Apabila ulama yang yang sepatutnya menggalas tanggungjawab menyatukan ummah tidak menjalankan kewajiban dan amanah Allah dengan seikhlasnya. Apabila institusi kekeluargaan sering berantakan dan runtuh kerana tiada asas yang kukuh. Apabila jiran-jiran tidak mahu mencampuri hal urusan tetangganya yang lain atas alasan privacy . Maka akhirnya Allah menurunkan bala dan bencana kepada kita dengan pelbagai bentuk dan suasana.
Salah satu bala yang Allah datangkan kepada masyarakat kita hari ini ialah keruntuhan akhlak terutama di kalangan para remaja. Masalah keruntuhan akhlak merupakan agenda utama dan penting untuk sama-sama kita tangani. Lebih malang sekali segala masalah keruntuhan akhlak remaja hari ini seperti penagihan dadah, pembuangan bayi, budaya samseng, derhaka ibu-bapa, keruntuhan moral dan banyak lagi, diungguli oleh remaja Melayu yang sudah semestinya beragama Islam. Kita boleh melihat data-data dan statistik tentang masalah ini samada melalui laman-laman internet atau akhbar-akhbar terpampang jelas dan saban tahun mengalami peningkatan dari segi jumlahnya. Sesuatu yang menakutkan tetapi realiti yang perlu dihadapi.
Anak-anak hari ini adalah bakal pemimpin mendatang yang akan memimpin negara. Anak-anak remaja hari ini adalah cerminan masa hadapan peradaban kita. Namun malangnya, anak-anak remaja hari ini menjadi mangsa keadaan. Kita sering menuding jari kepada pihak ibu bapa sahaja bila berlakunya kes-kes remaja bermasalah dan terbabit dalam gejala sosial. Memang tak dapat dinafikan bahawa institusi keluarga merupakan penyumbang kepada faktor gejala keruntuhan sosial remaja. Namun faktor-faktor lain juga sebenarnya turut menyumbang ke arah permasalahan ini. Bila berada di rumah mungkin pihak ibu-bapa masih boleh mengawal gerak-geri anak-anak mereka. Akan tetapi sebaik sahaja remaja melangkah dan berada di luar rumah maka mereka akan menghadapi lebih banyak cabaran dan dugaan kehidupan. Selain pihak ibu bapa, siapakah yang akan memikul tanggungjawab membimbing dan memimpin remaja ke arah jalan yang benar serta berpandukan syariat Islam. Maka tanggungjawab ini sebenarnya perlu dipikul oleh semua anggota masyarakat bermula dari individu( ibu dan bapa), anak –anak khariah, penduduk setempat, pertubuhan, ahli agama, ulama dan para umarak(pemimpin).
" Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, kerana itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat."
( Surah Al-Hujurat: 10)
Malang sekali hari ini bagaimana mungkin kita hendak membimbing anak-anak remaja kita kembali kepada hukum Allah dan sunnah rasul sedangkan kita sendiri bercakaran dan berselisih faham sesama sendiri. Bagaimana kita hendak meletakkan Islam di tempat yang paling tinggi dan menjadi cara hidup sedangkan kita yang dipertanggungjawabkan sendiripun tidak memenuhi tuntutan seperti yang diperintahkan oleh Allah dan Rasulullah S.A.W. Bagaimana kita hendak menyelesai dan menangani masalah keruntuhan akhlak remaja sedangkan di waktu yang sama kita menunjukkan contoh dan teladan yang jelek dan menjijikkan.
“Wajiblah ada di antara kamu suatu umat (golongan0 yang menyeru (manusia) kepada melakukan kebaikan, menyuruh berbuat yang baik dan melarang berbuat yang jahat. Mereka itulah orang-orang yang berjaya (bahagia)
(Ali Imran : 104)
Apa tidaknya, lihatlah hari ini para pemimpin yang melaung-laungkan slogan sebagai pembela agama, bangsa dan negara dalam waktu yang sama telah memungkiri dan menodai kata-kata tersebut. Para pemimpin baik dari pihak yang pro atau penentang tidak habis-habis bercakaran antara satu sama lain. Para pemimpin dan penyokong fanatik tidak habis-habis melepaskan dendam kesumat, caci mencaci dan lebih memalukan memaki hamun antara satu sama yang lain. Masing-masing mendabik dada mengatakan yang pimpinannya lebih baik dari orang lain sedangkan pada hakikatnya masing-masing berjuang untuk menjadi pemimpin periuk nasi sendiri. Para pemimpin besar dan kecil ini tidak pernah bersatu atas nama cintakan Islam. Merekasanggup berbaik-baik, berpelukan, bersalaman dengan golongan kafir tapi pada masa yang sama bermusuhan dengan saudara muslim seagama dengan mereka. Pemimpin besar dan kecil ini tidak pernah menunjukkan contoh yang baik kepada anak-anak remaja. Dan perlakuan buruk mereka ini (jika tidak dihentikan) akan menjadi contoh teladan dan diteruskan perlakuan sebegini oleh anak-anak muda ini apabila mereka pula menjadi pemimpin tak kiralah samada dia peringkat bawah hingga ke peringkat tertinggi.
Sabda Rasulullah S.A.W yang maksudnya:
“Jangan kamu dengki- mendengki, jangan benci -membenci dan jangan musuh-memusuhi.”
Sepatutnya sebagai pemimpin kita perlu melihat apakah agenda sebenar kita sebagai pemimpin, menyelesaikan masalah ummah yang telah memberi kepercayaan kepada kita menjadi pemimpin dan bukannya bercakaran sepanjang masa hinggakan terlupa menunaikan amanah dan tanggungjawab yang sebenar. Kita tidak pernah rasa ingin berdamai dan bersatu atas nama rasa kasih sayang sesama Islam. Kita biarkan sifat mazmumah hidup subur dalam hati kita. Malahan benih-benih negatif ini kita cambahkan pula kepada para pengikut kita agar dalam hati mereka akan berputik benih-benih mazmumah ini dan akhirnya mereka turut mempunyai sifat buruk seperti kita. Selalunya orang-orang awam seperti saya tertanya-tanya, mengapa kita tidak boleh bersatu. Kita punya Islam sebagai sandaran, Al Quran dan Al Sunnah sebagai pegangan tapi kadangkala perlakuan dan sikap kita lebih buruk dan teruk dari golongan kafir yang tiada tetap pendirian agamanya. Malahan dari segi bersatu atas nama kemajuan dan kebajikan bangsa, mereka boleh bersatu dan mengenepikan segala fahaman kepartian. Bagaimana dengan kita? Mengapa kita tidak boleh bersatu dan bermuafakat demi kebaikkan ummah sedangkan dalam pimpinan kita terdiri dari semua golongan baik dari para cendakiawan, para ulama, para ustaz, tokoh koporat, guru-guru dan sebagainya. Sebenarnya kita mengalami penyakit hati yang terlalu kronik. Kita selalu berprasangka buruk dan iri hati pada sesama saudara semuslim kita. Bagaimana kita dapat bersatu jika hati pemimpin hari ini penuh rasa curiga, was-was dan kebatilan? Maka yang menjadi mangsa adalah anak-anak remaja yang sedang meningkat dewasa dalam iklim suasana politik yang menyedihkan.
Dalam 30 Wasiat Imam Syafie berkata :
“Hati adalah raja di dalam diri. Oleh itu lurus dan betukan ia supaya empayar kerajaan dirimu tegak di atas al haq yang tidak disertai oleh iringan-iringan pasukan kebatilan.”
Selain dari para pemimpin, akhir-akhir ini terdapat sebahagian kecil ulama bercakaran sesama sendiri. Mereka bukan sahaja berselisih pendapat (merupakan perkara biasa) malahan sudah ada yang ke tahap saman menyaman sesama ulamak. Masyaallah Tabarakallah. Apa sudah jadi dengan umat Islam di negara kita ini. Ulamak sepatutnya menjadi orang paling dihormati kerana bukan sahaja pada ilmunya tetapi peribadi serta adabnya yang bersesuaian dengan gelaran yang disandang. Amat menyedihkan dan malang sekali hari ini terdapat golongan ulama sudah bertengkaran antara satu sama lain, membuka aib ulama lain, kadangkala dilihat bersifat angkuh, sombong, riak dan ujub kerana dirasakan mempunyai tahap keilmuan yang hebat berbanding ulama lain. Teguran dan nasihat tiada langsung dalam kamus hidup golongan seperti ini . Kita bimbang ekoran dari keadaan ini, masyarakat sekeliling akan tidak menghormati lagi Majlis Ulama. Orang-orang bukan Islam akan memandang enteng peranan Majlis Ulama. Hanya kerana dua tiga kerat ulama yang bersifat keduniaan habis terpalit seluruh institusi ulamak.
Daripada Anas r.a berkata: Bersabda Rasulullah S.A.W:
“Selagi akan ada di akhir zaman ahli ibadat yang jahil dan ulama yang fasiq.”
Hadis riwayat Ibnu Ady
Wahai para pemimpin yang dihormati dan para ulama yang dikasihi, ayuh kita perlu sama-sama bermuhasabah diri. Janganlah kita menjadi manusia yang sanggup dan tergamak menjual agama untuk mendapatkeuntungan dunia yang sedikit. Janganlah kita mengaku sebagai pemimpin yang ingin memartabatkan Islam tetapi dalam masa yang sama kita melakukan sesuatu yang tidak selari dengan syariat Islam. Janganlah kita menjadi golongan yang mementingkan keuntungan peribadi semata-mata sehingga sanggup membiarkan matlamat dan cita-cita kita menghalalkan cara walaupun ianya sudah jelas dan nyata tidak mengikut lunas-lunas Al Quran dan Sunnah. Janganlah menjadi Umarak dan Ulama yang hipokrit, bila sesuatu yang memberi keuntungan, kita mengiya dan menyokong . Akan tetapi bila sesuatu perkara itu mempersoalkan kelemahan dan keburukkan kita, maka kita mudah melatah dan melenting, enggan menerima hakikat malahan kita menuding jari dan mencari kesalahan orang lain pula. Kita kini sudah tidak punya masa. Kita kini berada di ambang menyaksikan betapa anak-anak remaja kita mengalami masalah keruntuhan akhlak yang cukup tenat. Masakan kita tidak boleh hentikan perbalahan dan pentengkaran seketika, duduk semeja mencari formula untuk memulihkan semula akhlak remaja kita yang kian nazak. Kita semua boleh lakukan Jika kita benar-benar cintakan Islam dan takut akan hukuman Allah di hari pembalasan. Ingatlah! Genarasi muda sebagaimanakah yang ingin kita wariskan untuk terus menjadi khalifah di bumi Allah ini.
Nabi Muhammad S.A.W pernah bersabda yang maksudnya:
“ Dua golongan di kalangan umatku apabila mereka bersikap baik maka baik umat seluruhnya, dan apabila mereka buruk maka buruklah umat seluruhnya, iaitu golongan umarak (pemimpin-pemimpin) dan golongan ulamak (ahli-ahli cerdik pandai)”
“Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam) dan janganlah kamu bercerai-berai dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (semasa jahiliah dahulu), lalu Allah menyatukan di antara hati kamu (sehingga kamu bersatu-padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara dan kamu dahulu telah berada di tepi jurang Neraka (disebabkan kekufuran kamu semasa jahiliah), lalu Allah selamatkan kamu dari Neraka itu (disebabkan nikmat Islam juga). Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat keteranganNya, supaya kamu mendapat petunjuk hidayatNya.”
(Ali Imran: 103)
Bukannya niat saya untuk menuding jari pada sesiapapun, namun keikhlasan hati saya ingin melihat umat Islam di negara tercinta ini bersatu kembali di bawah satu panji-panji iaitu ISLAM. Anak-anak remaja perlu ditarbiah agar terus menjadi umat yang hebat yang selalu cintakan ALLAH dan Rasulullah. Insyallah kita sama-sama renungkan.
Rujukan
Al Imam Muslim. Shahih Muslim Jilid I, II, III & IV.Klang Book Centre. Cetakan kelima 1997
Tuesday, 7 January 2014
[PENTING] 7 GANGGUAN / GODAAN SAAT SAKARATUL MAUT
Syaitan selalu memperdaya manusia, mulai dari terjadinya setitis mani hinggalah akhir hayat. Gangguan terdahsyat adalah saat sakaratul maut. Nabi mengajarkan doa:
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari tipudaya syaitan di saat sakaratul maut."
Syaitan yang mengganggu saat sakaratul maut terbagi 7 rombongan :
Rombongan Setan 1
Syaitan datang dengan berbagai rupa aneh seperti emas, perak dan lainnya atau sebagai makanan-minuman lazat. Sebab orang itu semasa hidupnya sangat tamak dan rakus kepada barang tersebut, maka diraba dan disentuhnya barang-barang setan itu tepat di saat nyawanya putus. Inilah yang dikatakan mati lalai dan lupa kepada Allah SWT. Ini jenis mati fasik dan munafik.
Rombongan Setan 2
Syaitan datang dengan menyerupai diri binatang yang dia takuti: Harimau, Singa atau Ular berbisa. Yang apabila memandangnya dia menjerit dan melompat sekuat hati dan seketika itu juga putuslah nyawanya. Matinya sebagai mati lalai dan dalam keadaan lupa kepada Allah. Itulah sebagai mati Fasik dan Munafik.
Rombongan Setan 3
Syaitan datang memperdaya orang yang sakaratul maut dan menyerupai binatang kesayangannya maka tangannya pun meraba-rabanya dan seketika itu dia mati, maka matinya dalam golongan yang lalai dan lupa kepada Allah. Matinya Fasik dan Munafik.
Rombongan Setan 4
Syaitan datang menyerupai dirinya sebagai rupa yang paling dibenci oleh orang yang sakaratul maut (musuh besarnya), maka iapun menggerakkan diri untuk melakukan sesuatu pada musuh yang dibencinya itu. Seketika maut datang. Dia mati dalam keadaan lalai dan lupa kepada Allah dan mati sebagai Fasik dan Munafik.
Rombongan Setan 5
Syaitan datang menyerupai diri rupa anggota keluarganya, seperti ayah ibunya dengan membawa makanan-minuman yang sangat diharapkannya. Maka ia pun menghulurkan tangan mengambil makanan dan minuman yang dibawa si ayah dan si ibu yang dirupai oleh syaitan seraya berkata dengan penuh kasih :
“Wahai anakku hanya ini makanan yang kami bawakan untukmu dan berjanjilah bahwa kau akan menuruti kami dan menyembah Tuhan yang kami sembah, supaya kita tidak lagi bercerai dan marilah bersama kami masuk ke dalam syurga.”
Maka dia pun sudi mengikuti tawaran itu tanpa berfikir lagi, ketika itulah ajalnya tiba. Maka terhapus semua amal kebajikan semasa hidupnya.
Rombongan Setan 6
Syaitan datang menyerupai ulama yang membawa banyak kitab kepada orang yang akan mati dan berkata :
Ulama jelmaan setan: "Wahai muridku, sudah lama kami menunggu kedatanganmu, ternyata kamu sedang sakit. Kerana itu kami bawakan kepadamu tabib dan ubat untukmu."
Lalu diminumkannya ubat, maka hilanglah penyakit itu, tetapi kemudian penyakit itu datang lagi. Syaitan yang menyerupai ulama datang lagi dan berkata : "Kali ini kami datang untuk memberi nasihat agar kamu mati dalam keadaan baik, tahukah kamu bagaimana hakikat Allah?"
Orang yang akan mati itu menjawab : "Aku tidak tahu."
Berkata ulama jelmaan setan: "Ketahuilah, aku ini ulama tinggi ilmunya dan hebat, baru saja kembali dari alam ghaib dan telah mendapat syurga yang tinggi. Cobalah kamu lihat surga yang disediakan untukmu. Jika ingin mengetahui Zat Allah SWT hendaklah kamu patuh kepada kami."
Maka ia memandang kanan dan kiri, dilihatnya sanak-saudaranya berada dalam kesenangan syurga (syurga palsu yang dibentangkan setan untuk menggoda orang yang sakaratul maut).
Orang itu bertanya ke ulama jelmaan syaitan: "Bagaimanakah Zat Allah?"
Syaitan sangat gembira tipu dayanya kena pada yang sakit itu, "Tunggu, sebentar lagi dinding dan tirai akan dibuka kepadamu."
Saat dibuka selapis demi selapis tirai beragam warna, maka orang yang sakaratul maut itu melihat satu benda sangat besar, seolah lebih besar dari langit dan bumi. Berkata setan: "Itulah dia Zat Allah yang patut kita sembah."
Berkata orang yang sakaratul maut itu : "Wahai guruku, bukankah ini benda yang benar-benar besar, tetapi benda ini punya 6 sisi, ada kiri dan kanannya, atas dan bawah, depan dan belakang. Sedangkan Dzat Allah tidak menyerupai makhluk. Sempurna Maha Suci Dia dari sembarang sifat. Tetapi sekarang ini lain pula keadaannya dari yang aku ketahui dahulu. Sekarang yang patut aku sembah ialah benda besar ini."
Di tengah keraguannya, Malaikat Maut mencabut nyawa, terhapus segala amalan baik semasa hidupnya.
Rombongan Setan 7
Rombongan syaitan ini terdiri 72 barisan. (Mengapa 72 barisan? Kerana dia menepati hadits bahawa umat Muhammad akan terbagi 73 barisan). Satu barisan yang benar yaitu Ahli Sunnah wal Jamaah, 72 lain masuk neraka kerana sesat. Ketahuilah bahawa syaitan akan mengacau dan mengganggu anak Adam dengan 72 macam di saat sakaratul maut.
Karena itu, hendaknya kita mengajarkan pada orang yang hampir mati bacaan talqin ’Laa Ilaaha Illallah’ untuk menyelamatkannya dari gangguan iblis dan syaitan yang bersungguh-sungguh menggoda orang yang dalam sakaratul maut. Hadith Nabi :
"Ajarkanlah oleh kamu kepada orang yang hampir mati : Laa Ilaaha Illallah.”
Sumber - http://www.lampuislam.blogspot.com
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari tipudaya syaitan di saat sakaratul maut."
Syaitan yang mengganggu saat sakaratul maut terbagi 7 rombongan :
Rombongan Setan 1
Syaitan datang dengan berbagai rupa aneh seperti emas, perak dan lainnya atau sebagai makanan-minuman lazat. Sebab orang itu semasa hidupnya sangat tamak dan rakus kepada barang tersebut, maka diraba dan disentuhnya barang-barang setan itu tepat di saat nyawanya putus. Inilah yang dikatakan mati lalai dan lupa kepada Allah SWT. Ini jenis mati fasik dan munafik.
Rombongan Setan 2
Syaitan datang dengan menyerupai diri binatang yang dia takuti: Harimau, Singa atau Ular berbisa. Yang apabila memandangnya dia menjerit dan melompat sekuat hati dan seketika itu juga putuslah nyawanya. Matinya sebagai mati lalai dan dalam keadaan lupa kepada Allah. Itulah sebagai mati Fasik dan Munafik.
Rombongan Setan 3
Syaitan datang memperdaya orang yang sakaratul maut dan menyerupai binatang kesayangannya maka tangannya pun meraba-rabanya dan seketika itu dia mati, maka matinya dalam golongan yang lalai dan lupa kepada Allah. Matinya Fasik dan Munafik.
Rombongan Setan 4
Syaitan datang menyerupai dirinya sebagai rupa yang paling dibenci oleh orang yang sakaratul maut (musuh besarnya), maka iapun menggerakkan diri untuk melakukan sesuatu pada musuh yang dibencinya itu. Seketika maut datang. Dia mati dalam keadaan lalai dan lupa kepada Allah dan mati sebagai Fasik dan Munafik.
Rombongan Setan 5
Syaitan datang menyerupai diri rupa anggota keluarganya, seperti ayah ibunya dengan membawa makanan-minuman yang sangat diharapkannya. Maka ia pun menghulurkan tangan mengambil makanan dan minuman yang dibawa si ayah dan si ibu yang dirupai oleh syaitan seraya berkata dengan penuh kasih :
“Wahai anakku hanya ini makanan yang kami bawakan untukmu dan berjanjilah bahwa kau akan menuruti kami dan menyembah Tuhan yang kami sembah, supaya kita tidak lagi bercerai dan marilah bersama kami masuk ke dalam syurga.”
Maka dia pun sudi mengikuti tawaran itu tanpa berfikir lagi, ketika itulah ajalnya tiba. Maka terhapus semua amal kebajikan semasa hidupnya.
Rombongan Setan 6
Syaitan datang menyerupai ulama yang membawa banyak kitab kepada orang yang akan mati dan berkata :
Ulama jelmaan setan: "Wahai muridku, sudah lama kami menunggu kedatanganmu, ternyata kamu sedang sakit. Kerana itu kami bawakan kepadamu tabib dan ubat untukmu."
Lalu diminumkannya ubat, maka hilanglah penyakit itu, tetapi kemudian penyakit itu datang lagi. Syaitan yang menyerupai ulama datang lagi dan berkata : "Kali ini kami datang untuk memberi nasihat agar kamu mati dalam keadaan baik, tahukah kamu bagaimana hakikat Allah?"
Orang yang akan mati itu menjawab : "Aku tidak tahu."
Berkata ulama jelmaan setan: "Ketahuilah, aku ini ulama tinggi ilmunya dan hebat, baru saja kembali dari alam ghaib dan telah mendapat syurga yang tinggi. Cobalah kamu lihat surga yang disediakan untukmu. Jika ingin mengetahui Zat Allah SWT hendaklah kamu patuh kepada kami."
Maka ia memandang kanan dan kiri, dilihatnya sanak-saudaranya berada dalam kesenangan syurga (syurga palsu yang dibentangkan setan untuk menggoda orang yang sakaratul maut).
Orang itu bertanya ke ulama jelmaan syaitan: "Bagaimanakah Zat Allah?"
Syaitan sangat gembira tipu dayanya kena pada yang sakit itu, "Tunggu, sebentar lagi dinding dan tirai akan dibuka kepadamu."
Saat dibuka selapis demi selapis tirai beragam warna, maka orang yang sakaratul maut itu melihat satu benda sangat besar, seolah lebih besar dari langit dan bumi. Berkata setan: "Itulah dia Zat Allah yang patut kita sembah."
Berkata orang yang sakaratul maut itu : "Wahai guruku, bukankah ini benda yang benar-benar besar, tetapi benda ini punya 6 sisi, ada kiri dan kanannya, atas dan bawah, depan dan belakang. Sedangkan Dzat Allah tidak menyerupai makhluk. Sempurna Maha Suci Dia dari sembarang sifat. Tetapi sekarang ini lain pula keadaannya dari yang aku ketahui dahulu. Sekarang yang patut aku sembah ialah benda besar ini."
Di tengah keraguannya, Malaikat Maut mencabut nyawa, terhapus segala amalan baik semasa hidupnya.
Rombongan Setan 7
Rombongan syaitan ini terdiri 72 barisan. (Mengapa 72 barisan? Kerana dia menepati hadits bahawa umat Muhammad akan terbagi 73 barisan). Satu barisan yang benar yaitu Ahli Sunnah wal Jamaah, 72 lain masuk neraka kerana sesat. Ketahuilah bahawa syaitan akan mengacau dan mengganggu anak Adam dengan 72 macam di saat sakaratul maut.
Karena itu, hendaknya kita mengajarkan pada orang yang hampir mati bacaan talqin ’Laa Ilaaha Illallah’ untuk menyelamatkannya dari gangguan iblis dan syaitan yang bersungguh-sungguh menggoda orang yang dalam sakaratul maut. Hadith Nabi :
"Ajarkanlah oleh kamu kepada orang yang hampir mati : Laa Ilaaha Illallah.”
Sumber - http://www.lampuislam.blogspot.com
KISAH BENAR PENGAKUAN ISTERI CURANG
KISAH menyayat hati ini kami siarkan sesuai dengan isu semasa yang dipaparkan, tentang gejala sosial muda-mudi, anak-anak kita yang sudah rosak akhlaknya dan maksiat yang bermaharajalela di akhir zaman ini.
Kisah benar yang dilalui Ustaz Hassan Mahmud al-Hafiz ini berdasarkan pengalaman beliau. "Ambillah iktibar dan renungkanlah kisah yang terjadi ini," tegas beliau sambil memetik firman dan hadis-hadis yang berkaitan dengan kisah tersebut.
Baca dan hayatilah betapa terseksanya seorang isteri yang melakukan perbuatan curang di belakang suaminya, tatkala berkursus di luar negara! Bukan saja menduakan suami tetapi berbuat perkara keji dan terkutuk dengan lelaki asing!
Akibat dosa dan noda yang dilakukan, si isteri menerima azab dan pembalasan ketika di dunia lagi. Ustaz Hassan mahu pembaca mengambil teladan apa yang berlaku. Bertauhatlah sebelum terlambat! Jauhilah segala larangan Allah - maksiat, zina dan perbuatan keji yang dilaknat Allah.
Semoga kisah ini memberi pedoman berguna! kepada pembaca budiman. Hayatilah kisah ini yan. diceritakan Ustaz Hassan Mahmud al-Hafiz, Pengarah Urusan sebuah syarikat travel and tours.
SAYA perhatikan Ashikin yang masih tidak putus-putus berwirid di depan Kaabah. Jari-jemarinya membilang butir-butir tasbih dan mulut terkumat-kamit memuji Ilahi. Sekejap dia menunduk ke bawah, kemudian memandang semula ke arah Baitullah yang tersergam beberapa puluh meter di hadapannya.
"Ai... dah pukul 12.00 malam, tak nak balik lagi ke?" kata saya di dalam hati.
Sambil melangkah saya mengerling lagi ke arah Ashikin yang duduk di hujung sekumpulan jemaah wanita. Rasa ingin tahu saya ini makin bertambah apabila saya lihat dia mengesat-ngesat matanya dengan hujung telekung. Menangis lagikah dia?
Mungkin bagi orang lain tiada apa-apa yang pelik kalau bertasbih, berwirid dan menangis di depan Kaabah hingga larut malam. Apa yang dipelikkan sangat, orang lain pun begitu. Betul, tapi Ashikin lain.
Saya perhatikan sudah beberapa hari sejak tiba di Mekah ini, Ashikin tiba-tiba saja berubah perwatakannya. Setiap waktu saya dapat perhatikan wanita itu akan berdoa dan sujud di depan Baitullah sehingga kain telekungnya basah. Melihatkan kelakuannya itu, tanya rakan se biliknya, namun dia hanya gelengkan kepala.
Mulanya saya tidak ambil kisah dengan kelakuan Ashikin itu. Pada fikiran saya mungkin dia terlampau gembira dan takjub dengan keadaan di Tanah Suci sehingga menitiskan air mata. Namun bila setiap hari dia asyik menangis dan meratap hiba, saya mula tidak sedap hati. Maklumlah sepanjang menge-nalinya selama beberapa tahun, Ashikin orang yang sentiasa ceria. Ada-ada saja ceritanya diselang-seli dengan gelak ketawa.
Pelik, waktu mula-mula hendak ke Mekah bersama 40 lagi jemaah yang saya pimpin, dialah yang paling seronok sekali. Tetapi bila sudah sampai di Mekah lain pula jadinya.
Dulu kalau terserempak dengan saya pasti ada cerita akan dikhabarkan-nya pada saya. Tentang itulah, tentang inilah. Paling tidak pun, senyum dan mengucap salam. Kata wanita itu, dia betul-betul gembira sebab sudah lama menyimpan hajat hendak ke Tanah Suci. Jadi apabila impian itu tercapai, tentulah seronok. Tambahan pula dapat menunaikan ibadah itu dalam bulan Ramadan yang penuh berkat.
Bukan itu saja, sepanjang berada di Tanah Suci dia juga merupakan wanita yang sangat rajin ke masjid pada setiap waktu solat dan menjadi contoh kepada parajemaah wanita yang lain.
Namun masuk hari keempat di Mekah, saya dapati perwatakannya tiba-tiba berubah. Dia tidak semena-mena jadi pendiam. Wajahnya murung dan tawar. Bila terserempak, hanya senyuman hambar yang dilemparkannya kepada saya. Tiada lagi gelak tawa atau bual-bual panjang. Ashikin cuma mengucap salam, kemudian berlalu dengan wajah muram dan gelisah.
Masanya juga lebih banyak dihabiskan di Masjidilharam. Di situlah dia berwirid, bertasbih, solat, berdoa dan menangis dengan sesungguh hati. Seperti yang saya katakan, kalau terjadi pada orang lain, saya anggap ini perkara biasa. Tapi bila berlaku pada Ashikin, saya jadi pelik. Kalau tiada apa-apa, mustahil orang yang periang macam Ashikin itu tiba-tiba jadi pendiam.Mesti ada sesuatu yang dah berlaku.
Tapi apa dia?
Saya berhenti melangkah. Hasrat untuk balik ke bilik saya tangguhkan dulu walaupun badan letih dan mengantuk. Saya sebaliknya berdiri memerhatikan Ashikin dengan perasaan sebak. Riak wajahnya yang begitu sugul, meruntun hati saya untuk mengetahui, bahana apalah yang menimpanya sehingga membuatkan perasaannya begitu sedih dan sayu. Saya menghampirinya perlahan-lahan, kemudian memberi salam.
"Tak balik lagi ke? Dah lewat ni..." kata saya sambil bertinggung di sebelahnya.
Ashikin hanya menggeleng kepala. "Kejap lagi,"jawabnya ringkas.
Setelah itu saya cuba bertanyakan kenapa dia tiba-tiba saja berubah jadi pendiam. Ada masalah ke? Lagipun sebagai ketua rombongan saya bertanggungjawab untuk memastikan para jemaah di bawah kelolaan saya berada dalam keadaan yang baik.
Wanita yang berusia dalam lingkungan 30-an itu pandang wajah saya sambil mengesat air matanya dengan hujung telekung. Riak-riak kekesalan tergambar di wajahnya.
"Kenapa dengan awak ni? Macam ada masalah aja, sebelum ini saya nampak awak betul-betui ceria dan bersemangat nak buat umrah, tapi dah dua tiga hari ini tengok awak sedih aja," saya bertanya lagi dengan lembut.
Ashikin hanya tersenyum hambar. "Tak ada apalah, ustaz," jawabnya.
"Kalau tak ada apa-apa, kenapa saya tengok awak lain macam aja. Tiba-tiba aja jadi pendiam, duduk masjid sampai larut malam, menangis," sambung saya.
Ashikin mendiamkan diri lagi. Macam ada sesuatu yang hendak disampai-kannya, tapi tiada sepatah perkataan pun dilafazkannya.
"Bukanlah saya nak selongkar rahsia awak, tapi kita ni dah kenal lama, sejak awak belum ke Mekah lagi. Kalau ada apa-apa masalah, beritau saya. Kalau saya boleh bantu, saya bantu," kata saya.
Lama juga Ashikin cuba berdalih, tapi akhirnya dia tidak berdaya juga membendung gejolak perasaan yang sedang melanda dirinya.
Sambil menggetap bibir dan menahan sebak, Ashikin berkata; "Ustaz, sebenarnya saya dah banyak buat dosa, saya betul-betul nak bertaubat."
Dosa? Dosa apa pula? Terkejut saya mendengar kata-kata Ashikin itu.
"Banyak dosa saya ustaz, banyaaaaak..." sambungnya lalu terus menangis teresak-esak hingga menimbulkan kehairanan jemaah-jemaah wanita di sebelahnya.
Melihatkan keadaannya itu saya pujuk Ashikin supaya tenangkan perasaan dahulu, tapi tangisannya terus meninggi.
"Ustaz... saya tiba-tiba jadi macam ni sebab saya pemah berzina! Saya dah buat dosa besar, bukan hanya pada Allah tapi pada suami saya sendiri," sambungnya lagi. Beberapa kali wanita itu menekup muka dengan telekungnya kerana terlampau sedih.
Berzina? Astaghfirullahal azim. Saya beristighfar beberapa kali, terkejut bukan kepalang. Lantas saya meminta Ashikin menceritakan perkara itu dengan lebih lanjut.
Dalam esakannya Ashikin memberitahu perbuatan keji itu dilakukan lama dulu semasa dia berkursus selama tiga tahun di Jerman. Masa itulah dia berkenalan dengan seorang lelaki kulit putih. Mulanya hubungan mereka hanya sebagai kawan biasa saja, tapi lama-kelamaan timbul perasaan sayang. Maklumlah, suami jauh, dia rasa kesunyian.
Dek hubungan yang terlalu rapat, akhirnya mereka terlanjur. Mereka lakukan benda keji itu sampailah Ashikin habis kursus, balik ke Malaysia. Suaminya langsung tidak tahu perkara tersebut.
"Balik saja ke Malaysia, saya mula alami mimpi menakutkan. Dalam mimpi itu saya dibakar dengan api yang menjulang-julang. Saya rasa macam berada dalam neraka. Panasnya tak tertanggung. Kulit saya terbakar, seluruh badan dan tulang-temulang saya hangus semuanya.
"Ke mana saja saya pergi cuma ada api. Saya tak dapat larikan diri. Saya menjerit-jerit kesakitan, tapi saya tak boleh buat apa-apa. Api menyala-nyala dari atas, bawah, kiri dan kanan. Kepanasan itu masih terasa apabila saya terjaga daripada tidur, seolah-olah ia be-nar-benar terjadi," kata Ashikin sambil menangis tersedu-sedu.
Saya yang mendengar cerita Ashikin itu turut berasa sedih. Ketika itu saya teringat firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 81: "Barang siapa berbuat dosa dan ia telah diselaputi oleh dosa-dosanya, mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."
Tidak disangka Ashikin tergelincir jauh, sanggup berzina.
"Kalau sekali tak apa, ustaz, tapi ini setiap malam sampai saya takut nak lelapkan mata," sambung Ashikin dengan air mata berjuraian.
Panjang lebar Ashikin bercerita sehinggakan saya sendiri pun turut merasakan kesedihan yang ditanggungnya. Menurut wanita itu lagi, dia seolah-olah berada dalam kawah yang menggelegak dengan api yang marak. Malahan rambutnya juga hangus dibakar api.
"Saya jerit sekuat hati tapi tak ada sesiapa pun yang dengar. Ustaz, bayangkanlah betapa seksanya saya masa itu, hanya Allah yang tahu betapa dahsyatnya azab yang saya tanggung," wanita itu terus menangis kerana tidak dapat menahan kesedihannya.
Benar! Keadaan neraka yang diberitahu Ashikin sama seperti gambaran dalam al-Quran. Apinya yang bergelojak, menjulang tinggi membakar manusia-manusia berdosa. Api neraka menyala-nyala 70 kali ganda daripada api di dunia.
Bahan bakarnya pula terdiri daripada manusia-manusia dan batu-batu. Minuman ahli neraka adalah berupa darah dan nanah. Pakaian pula daripada tembaga yang merah menyala.
Hampir menitik air mata saya mendengar ceritanya itu. Pilu, hiba, sebak dan pelbagai lagi perasaan sedih bermain di benak fikiran saya ketika saya menatap wajahnya itu. Namun dalam hati saya berkata, mungkin apa yang terjadi pada Ashikin itu adalah kifarah daripada Allah s.w.t. kepada hamba-Nya supaya kembali ke pangkal jalan.
Ashikin terus bercerita; setelah beberapa lama mengganggu tidur, akhirnya mimpi tersebut hilang begitu saja. Sedikit demi sedikit perasaan cemas dan takut itu hilang. Dia kembali ceria. Langsung tak diceritakan perihal mimpi itu kepada suaminya.
"Saya dah hampir lupakan mimpi itu, sampailah ketika kita tiba di Mekah. Selepas satu dua malam di sini, tiba-tiba saya teringat semula. Makin lama ingatan itu makin kuat dan jelas.
"Bila pandang Kaabah, saya jadi takut yang amat sangat. Saya menggigil. Saya terbayang, mungkin itulah balasan yang akan saya terima bila saya mati kelak. Kerana dosa zina itu saya akan dihumban ke dalam neraka. Saya akan hangus sampai bila-bila, tak ada siapa boleh selamatkan. Suami saya pun tak akan selamatkan saya. Saya terbayang akan dibaham ular-ular besar, makan buah-buah berduri, air nanah, timah cair dan segala macam seksaan lagi.
"Saya jadi terlalu takut, ustaz. Sebab itulah tiap-tiap hari saya menangis dan berwirid depan Kaabah kadang-kadang sampai larut malam. Saya nak tebus dosa, saya tak mau masuk neraka. Saya tak mau kena seksa dengan binatang berbisa, dengan api..." katanya hiba.
Saya beritahu Ashikin, memang benar sesunguhnya dalam neraka itu terdapat ular-ular sebesar leher unta dan kadangkala sebesar baghal atau keldai. Apabila ular itu menggigit ahli neraka sakitnya terasa selama 40 tahun. Tapi Allah juga Maha Pengampun.
"Tuhan ampunkan ke dosa saya ni, ustaz?" soal Ashikin dalam esak tangisnya yang semakin kuat hingga jemaah-jemaah di sebelah beberapa kali memandangnya.
Saya tenangkan Ashikin. Kata saya, walau sebesar mana sekalipun dosa kita, tapi selagi masih bernyawa selagi itu kita masih ada peluang untuk bertaubat. Taubatlah dengan sebenar-benar taubat. Selebihnya serahkan kepada Allah. Saya berikan semangat kepada-nya semula dan selepas puas meluahkan perasaannya, akhirnya perasaan wanita itu kembali tenang.
Sambil mengesat air mata yang masih berbaki, Ashikin berkata; "Ustaz, terima kasih kerana bawa saya ke sini. Ustaz dah banyak sedarkan saya."
Perasaan Ashikin agak terkawal selepas itu. Walaupun masih menangis di depan Kaabah, tapi tidaklah sampai tersedu-sedu macam dulu. Setelah dua minggu berada di Tanah Suci Mekah dan selesai mengerjakan ibadah umrah kami pulang ke Malaysia. Ashikin kembali ke pangkuan suami dan tiga orang anaknya di utara tanah air.
Sehinggalah kami sampai di Kuala Lumpur, dan sehingga kini selepas dua tahun peristiwa itu berlalu, Ashikin masih berhubung dengan saya untuk meminta nasihat. Alhamdulillah kini dia benar-benar insaf dan tidak lagi mengalami mimpi yang menakutkan. Saya berdoa agar segala dosanya diampunkan Allah.
Sumber - http://www.ohdunia.my
Kisah benar yang dilalui Ustaz Hassan Mahmud al-Hafiz ini berdasarkan pengalaman beliau. "Ambillah iktibar dan renungkanlah kisah yang terjadi ini," tegas beliau sambil memetik firman dan hadis-hadis yang berkaitan dengan kisah tersebut.
Baca dan hayatilah betapa terseksanya seorang isteri yang melakukan perbuatan curang di belakang suaminya, tatkala berkursus di luar negara! Bukan saja menduakan suami tetapi berbuat perkara keji dan terkutuk dengan lelaki asing!
Akibat dosa dan noda yang dilakukan, si isteri menerima azab dan pembalasan ketika di dunia lagi. Ustaz Hassan mahu pembaca mengambil teladan apa yang berlaku. Bertauhatlah sebelum terlambat! Jauhilah segala larangan Allah - maksiat, zina dan perbuatan keji yang dilaknat Allah.
Semoga kisah ini memberi pedoman berguna! kepada pembaca budiman. Hayatilah kisah ini yan. diceritakan Ustaz Hassan Mahmud al-Hafiz, Pengarah Urusan sebuah syarikat travel and tours.
SAYA perhatikan Ashikin yang masih tidak putus-putus berwirid di depan Kaabah. Jari-jemarinya membilang butir-butir tasbih dan mulut terkumat-kamit memuji Ilahi. Sekejap dia menunduk ke bawah, kemudian memandang semula ke arah Baitullah yang tersergam beberapa puluh meter di hadapannya.
"Ai... dah pukul 12.00 malam, tak nak balik lagi ke?" kata saya di dalam hati.
Sambil melangkah saya mengerling lagi ke arah Ashikin yang duduk di hujung sekumpulan jemaah wanita. Rasa ingin tahu saya ini makin bertambah apabila saya lihat dia mengesat-ngesat matanya dengan hujung telekung. Menangis lagikah dia?
Mungkin bagi orang lain tiada apa-apa yang pelik kalau bertasbih, berwirid dan menangis di depan Kaabah hingga larut malam. Apa yang dipelikkan sangat, orang lain pun begitu. Betul, tapi Ashikin lain.
Saya perhatikan sudah beberapa hari sejak tiba di Mekah ini, Ashikin tiba-tiba saja berubah perwatakannya. Setiap waktu saya dapat perhatikan wanita itu akan berdoa dan sujud di depan Baitullah sehingga kain telekungnya basah. Melihatkan kelakuannya itu, tanya rakan se biliknya, namun dia hanya gelengkan kepala.
Mulanya saya tidak ambil kisah dengan kelakuan Ashikin itu. Pada fikiran saya mungkin dia terlampau gembira dan takjub dengan keadaan di Tanah Suci sehingga menitiskan air mata. Namun bila setiap hari dia asyik menangis dan meratap hiba, saya mula tidak sedap hati. Maklumlah sepanjang menge-nalinya selama beberapa tahun, Ashikin orang yang sentiasa ceria. Ada-ada saja ceritanya diselang-seli dengan gelak ketawa.
Pelik, waktu mula-mula hendak ke Mekah bersama 40 lagi jemaah yang saya pimpin, dialah yang paling seronok sekali. Tetapi bila sudah sampai di Mekah lain pula jadinya.
Dulu kalau terserempak dengan saya pasti ada cerita akan dikhabarkan-nya pada saya. Tentang itulah, tentang inilah. Paling tidak pun, senyum dan mengucap salam. Kata wanita itu, dia betul-betul gembira sebab sudah lama menyimpan hajat hendak ke Tanah Suci. Jadi apabila impian itu tercapai, tentulah seronok. Tambahan pula dapat menunaikan ibadah itu dalam bulan Ramadan yang penuh berkat.
Bukan itu saja, sepanjang berada di Tanah Suci dia juga merupakan wanita yang sangat rajin ke masjid pada setiap waktu solat dan menjadi contoh kepada parajemaah wanita yang lain.
Namun masuk hari keempat di Mekah, saya dapati perwatakannya tiba-tiba berubah. Dia tidak semena-mena jadi pendiam. Wajahnya murung dan tawar. Bila terserempak, hanya senyuman hambar yang dilemparkannya kepada saya. Tiada lagi gelak tawa atau bual-bual panjang. Ashikin cuma mengucap salam, kemudian berlalu dengan wajah muram dan gelisah.
Masanya juga lebih banyak dihabiskan di Masjidilharam. Di situlah dia berwirid, bertasbih, solat, berdoa dan menangis dengan sesungguh hati. Seperti yang saya katakan, kalau terjadi pada orang lain, saya anggap ini perkara biasa. Tapi bila berlaku pada Ashikin, saya jadi pelik. Kalau tiada apa-apa, mustahil orang yang periang macam Ashikin itu tiba-tiba jadi pendiam.Mesti ada sesuatu yang dah berlaku.
Tapi apa dia?
Saya berhenti melangkah. Hasrat untuk balik ke bilik saya tangguhkan dulu walaupun badan letih dan mengantuk. Saya sebaliknya berdiri memerhatikan Ashikin dengan perasaan sebak. Riak wajahnya yang begitu sugul, meruntun hati saya untuk mengetahui, bahana apalah yang menimpanya sehingga membuatkan perasaannya begitu sedih dan sayu. Saya menghampirinya perlahan-lahan, kemudian memberi salam.
"Tak balik lagi ke? Dah lewat ni..." kata saya sambil bertinggung di sebelahnya.
Ashikin hanya menggeleng kepala. "Kejap lagi,"jawabnya ringkas.
Setelah itu saya cuba bertanyakan kenapa dia tiba-tiba saja berubah jadi pendiam. Ada masalah ke? Lagipun sebagai ketua rombongan saya bertanggungjawab untuk memastikan para jemaah di bawah kelolaan saya berada dalam keadaan yang baik.
Wanita yang berusia dalam lingkungan 30-an itu pandang wajah saya sambil mengesat air matanya dengan hujung telekung. Riak-riak kekesalan tergambar di wajahnya.
"Kenapa dengan awak ni? Macam ada masalah aja, sebelum ini saya nampak awak betul-betui ceria dan bersemangat nak buat umrah, tapi dah dua tiga hari ini tengok awak sedih aja," saya bertanya lagi dengan lembut.
Ashikin hanya tersenyum hambar. "Tak ada apalah, ustaz," jawabnya.
"Kalau tak ada apa-apa, kenapa saya tengok awak lain macam aja. Tiba-tiba aja jadi pendiam, duduk masjid sampai larut malam, menangis," sambung saya.
Ashikin mendiamkan diri lagi. Macam ada sesuatu yang hendak disampai-kannya, tapi tiada sepatah perkataan pun dilafazkannya.
"Bukanlah saya nak selongkar rahsia awak, tapi kita ni dah kenal lama, sejak awak belum ke Mekah lagi. Kalau ada apa-apa masalah, beritau saya. Kalau saya boleh bantu, saya bantu," kata saya.
Lama juga Ashikin cuba berdalih, tapi akhirnya dia tidak berdaya juga membendung gejolak perasaan yang sedang melanda dirinya.
Sambil menggetap bibir dan menahan sebak, Ashikin berkata; "Ustaz, sebenarnya saya dah banyak buat dosa, saya betul-betul nak bertaubat."
Dosa? Dosa apa pula? Terkejut saya mendengar kata-kata Ashikin itu.
"Banyak dosa saya ustaz, banyaaaaak..." sambungnya lalu terus menangis teresak-esak hingga menimbulkan kehairanan jemaah-jemaah wanita di sebelahnya.
Melihatkan keadaannya itu saya pujuk Ashikin supaya tenangkan perasaan dahulu, tapi tangisannya terus meninggi.
"Ustaz... saya tiba-tiba jadi macam ni sebab saya pemah berzina! Saya dah buat dosa besar, bukan hanya pada Allah tapi pada suami saya sendiri," sambungnya lagi. Beberapa kali wanita itu menekup muka dengan telekungnya kerana terlampau sedih.
Berzina? Astaghfirullahal azim. Saya beristighfar beberapa kali, terkejut bukan kepalang. Lantas saya meminta Ashikin menceritakan perkara itu dengan lebih lanjut.
Dalam esakannya Ashikin memberitahu perbuatan keji itu dilakukan lama dulu semasa dia berkursus selama tiga tahun di Jerman. Masa itulah dia berkenalan dengan seorang lelaki kulit putih. Mulanya hubungan mereka hanya sebagai kawan biasa saja, tapi lama-kelamaan timbul perasaan sayang. Maklumlah, suami jauh, dia rasa kesunyian.
Dek hubungan yang terlalu rapat, akhirnya mereka terlanjur. Mereka lakukan benda keji itu sampailah Ashikin habis kursus, balik ke Malaysia. Suaminya langsung tidak tahu perkara tersebut.
"Balik saja ke Malaysia, saya mula alami mimpi menakutkan. Dalam mimpi itu saya dibakar dengan api yang menjulang-julang. Saya rasa macam berada dalam neraka. Panasnya tak tertanggung. Kulit saya terbakar, seluruh badan dan tulang-temulang saya hangus semuanya.
"Ke mana saja saya pergi cuma ada api. Saya tak dapat larikan diri. Saya menjerit-jerit kesakitan, tapi saya tak boleh buat apa-apa. Api menyala-nyala dari atas, bawah, kiri dan kanan. Kepanasan itu masih terasa apabila saya terjaga daripada tidur, seolah-olah ia be-nar-benar terjadi," kata Ashikin sambil menangis tersedu-sedu.
Saya yang mendengar cerita Ashikin itu turut berasa sedih. Ketika itu saya teringat firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 81: "Barang siapa berbuat dosa dan ia telah diselaputi oleh dosa-dosanya, mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."
Tidak disangka Ashikin tergelincir jauh, sanggup berzina.
"Kalau sekali tak apa, ustaz, tapi ini setiap malam sampai saya takut nak lelapkan mata," sambung Ashikin dengan air mata berjuraian.
Panjang lebar Ashikin bercerita sehinggakan saya sendiri pun turut merasakan kesedihan yang ditanggungnya. Menurut wanita itu lagi, dia seolah-olah berada dalam kawah yang menggelegak dengan api yang marak. Malahan rambutnya juga hangus dibakar api.
"Saya jerit sekuat hati tapi tak ada sesiapa pun yang dengar. Ustaz, bayangkanlah betapa seksanya saya masa itu, hanya Allah yang tahu betapa dahsyatnya azab yang saya tanggung," wanita itu terus menangis kerana tidak dapat menahan kesedihannya.
Benar! Keadaan neraka yang diberitahu Ashikin sama seperti gambaran dalam al-Quran. Apinya yang bergelojak, menjulang tinggi membakar manusia-manusia berdosa. Api neraka menyala-nyala 70 kali ganda daripada api di dunia.
Bahan bakarnya pula terdiri daripada manusia-manusia dan batu-batu. Minuman ahli neraka adalah berupa darah dan nanah. Pakaian pula daripada tembaga yang merah menyala.
Hampir menitik air mata saya mendengar ceritanya itu. Pilu, hiba, sebak dan pelbagai lagi perasaan sedih bermain di benak fikiran saya ketika saya menatap wajahnya itu. Namun dalam hati saya berkata, mungkin apa yang terjadi pada Ashikin itu adalah kifarah daripada Allah s.w.t. kepada hamba-Nya supaya kembali ke pangkal jalan.
Ashikin terus bercerita; setelah beberapa lama mengganggu tidur, akhirnya mimpi tersebut hilang begitu saja. Sedikit demi sedikit perasaan cemas dan takut itu hilang. Dia kembali ceria. Langsung tak diceritakan perihal mimpi itu kepada suaminya.
"Saya dah hampir lupakan mimpi itu, sampailah ketika kita tiba di Mekah. Selepas satu dua malam di sini, tiba-tiba saya teringat semula. Makin lama ingatan itu makin kuat dan jelas.
"Bila pandang Kaabah, saya jadi takut yang amat sangat. Saya menggigil. Saya terbayang, mungkin itulah balasan yang akan saya terima bila saya mati kelak. Kerana dosa zina itu saya akan dihumban ke dalam neraka. Saya akan hangus sampai bila-bila, tak ada siapa boleh selamatkan. Suami saya pun tak akan selamatkan saya. Saya terbayang akan dibaham ular-ular besar, makan buah-buah berduri, air nanah, timah cair dan segala macam seksaan lagi.
"Saya jadi terlalu takut, ustaz. Sebab itulah tiap-tiap hari saya menangis dan berwirid depan Kaabah kadang-kadang sampai larut malam. Saya nak tebus dosa, saya tak mau masuk neraka. Saya tak mau kena seksa dengan binatang berbisa, dengan api..." katanya hiba.
Saya beritahu Ashikin, memang benar sesunguhnya dalam neraka itu terdapat ular-ular sebesar leher unta dan kadangkala sebesar baghal atau keldai. Apabila ular itu menggigit ahli neraka sakitnya terasa selama 40 tahun. Tapi Allah juga Maha Pengampun.
"Tuhan ampunkan ke dosa saya ni, ustaz?" soal Ashikin dalam esak tangisnya yang semakin kuat hingga jemaah-jemaah di sebelah beberapa kali memandangnya.
Saya tenangkan Ashikin. Kata saya, walau sebesar mana sekalipun dosa kita, tapi selagi masih bernyawa selagi itu kita masih ada peluang untuk bertaubat. Taubatlah dengan sebenar-benar taubat. Selebihnya serahkan kepada Allah. Saya berikan semangat kepada-nya semula dan selepas puas meluahkan perasaannya, akhirnya perasaan wanita itu kembali tenang.
Sambil mengesat air mata yang masih berbaki, Ashikin berkata; "Ustaz, terima kasih kerana bawa saya ke sini. Ustaz dah banyak sedarkan saya."
Perasaan Ashikin agak terkawal selepas itu. Walaupun masih menangis di depan Kaabah, tapi tidaklah sampai tersedu-sedu macam dulu. Setelah dua minggu berada di Tanah Suci Mekah dan selesai mengerjakan ibadah umrah kami pulang ke Malaysia. Ashikin kembali ke pangkuan suami dan tiga orang anaknya di utara tanah air.
Sehinggalah kami sampai di Kuala Lumpur, dan sehingga kini selepas dua tahun peristiwa itu berlalu, Ashikin masih berhubung dengan saya untuk meminta nasihat. Alhamdulillah kini dia benar-benar insaf dan tidak lagi mengalami mimpi yang menakutkan. Saya berdoa agar segala dosanya diampunkan Allah.
Sumber - http://www.ohdunia.my
KISAH BENAR TERSIKSA DIGANGGU DAN DIPERKOSA JIN
Gangguan jin saka adalah perkara yang boleh dikatakan kerap juga berlaku dalam sesetengah keluarga masyarakat Melayu. Ia adalah keadaan bila mana seseorang itu dihuni tubuhnya atau didampingi oleh jin (berbagai jenis) sama ada dia sendiri mahukan perkara itu atau dia terperangkap (oleh perbuatan oranglain), atau atas faktor keturunan. Seorang guru wanita yang telah berkahwin lebih 3 tahun (tapi belum dapat anak) kini sedang diganggu saka dan masih dalam peringkat berubat. Punca saka itu adalah dari bapa mertuanya (kini sudah meninggal).
Khabarnya semua adik-beradik suaminya juga diganggu oleh saka tersebut. Gangguan itu agak menyukarkan juga. Petik suis lampu tidak menyala, terdengar bunyi seakan anak kucing mengiau, bunyi seperti orang main guli, bunyi kerusi ditarik, bunyi mencakar-cakar, termasuklah rumah berdentum dan bergegar. Hal itu menyeramkan bulu roma hinggakan guru wanita itu tidak berani balik ke rumahnya sekembali dari kerja. Dia duduk di masjid sementara menunggu suaminya pula pulang dari kerja (suaminya kerja hingga jam 10 malam). Di waktu malam pula, walaupun suaminya ada di sisinya, dia tetap diganggu dengan berbagai bunyi hingga sukar untuk tidur. 'Saya dan adik beradik selalu terlihat lembaga hitam yang besar seakan manusia setinggi kira-kira dua meter sehingga mencecah siling "SAYA menerima qada dan qadar ini serta reda atas setiap ujian Allah SWT tetapi kadang-kadang saya terfikir mengapa seseorang itu sanggup 'mengorbankan' keluarga sendiri demi mewarisi adat nenek moyang yang jelas bertentangan dengan Islam." Begitulah luahan seorang wanita selepas membaca rencana mengenai angkara Saka yang disiarkan dalam Dimensi, tiga minggu lalu.
Wanita yang hanya mahu menggelar dirinya Alia, menghantar emel untuk berkongsi pengalamannya lebih 20 tahun dihantui Saka yang diwariskan datuk kepada ayahnya. Berikutan itu, Alia menetap di luar negara untuk mengelak pelbagai gangguan mistik dan menyeramkan angkara saka itu. Ikuti luahannya: Datuk meninggal dunia ketika saya masih kecil, baru darjah dua. Sebelum meninggal, datuk sebelah ayah lumpuh selama setahun. Sejak kematian datuk, selalu ada kesan lebam di badan saya terutama paha ke bawah tetapi ibu anggap ia perkara biasa kerana kanak-kanak sering bermain, kerap jatuh dan terlanggar. Ketika saya di sekolah rendah, ayah bekerja di negeri lain menyebabkan kami tinggal berasingan. Ketika ketiadaan ayah, saya dan adik beradik lain selalu terlihat kelibat lembaga hitam yang amat besar dan berbentuk seakan manusia di rumah kami.
Lembaga hitam itu setinggi kira-kira dua meter sehingga mencecah siling. Saya selalu demam terkejut melihat lembaga berkenaan. Saya beritahu ibu tapi ibu kata itu hanyalah khayalan kanak-kanak. Disebabkan ayah bekerja di negeri lain, dua minggu sekali barulah dia pulang melihat kami. Dua atau tiga hari sebelum ayah pulang, saya dan ibu pasti terdengar suara ayah memanggil tetapi apabila berlari ke pintu dan membukanya, saya hanya terlihat kelibat lembaga hitam. Ibu selalu mengadu sakit pinggang dan bisa di kaki. Badannya terasa seperti dicucuk jarum halus apabila ayah pulang. Dalam rumah pula, selalu muncul serangga seperti belalang bersaiz empat hingga lapan sentimeter panjang, berwarna hijau keperang-perangan dan merah malah serangga itu berbunyi sungguh kuat dan berdesing.
Ketika kami berpindah tinggal bersama ayah apabila saya di sekolah menengah, keadaan menjadi bertambah teruk. Saya selalu lewat bangun ke sekolah kerana setiap malam, badan terasa dihimpit lembaga hitam yang besar. Apabila bangun tidur, lebam sebesar syiling 50 sen atau lebih besar kelihatan di kaki dengan kesan gigitan. Pinggang terasa seperti paku mencucuk. Sebelum datang haid, saya ada lebam di paha dan kitaran haid juga tidak normal malah kadang-kadang tiada langsung. Sebelum muncul lebam, serangga seperti belalang muncul dalam rumah bersama bau bangkai yang amat busuk selain bau darah hanyir. Perkara ini kerap berlaku pada malam Jumaat dan badan saya akan berasa panas.
Saya sering mengadu kepada ayah sebaliknya dimarahi dan memberi pelbagai alasan. Disebabkan terlalu kerap menghidap penyakit itu, saya, ibu dan adik-beradik lain mengambil ujian darah kerana khuatir menghidap leukimia. Ujian darah bagaimanapun mengesahkan kami sihat. Disebabkan keadaan kami semakin mudarat dan pemeriksaan kesihatan moden gagal mengesan sebarang penyakit, kami cuba berubat tradisional dan ramai pengamal perubatan mengatakan kami terkena sihir. Ada antara mereka menyuruh kami mandi air garam, air daun, air tujuh masjid, tujuh kolah, tujuh perigi, air zamzam, meletak jala dalam rumah dan pelbagai kaedah lain tetapi lebam, bisa badan dan sakit pinggang tidak berkesudahan malah semakin teruk. Perangai ayah juga berubah sejak kami tinggal bersamanya.
Setiap malam Jumaat, dia bergegas ke rumah nenek tapi sebelum itu akan mengamuk dan naik berang tanpa sebab hingga kami ketakutan. Kami terus berubat tradisional dan daripada seorang pengamal perubatan, kami diberitahu masalah ibu dan saya berpunca daripada 'belaan' keluarga suami. Dia menyatakan lebam itu akibat jin belaan memakan darah sebagai perjanjian menjaga harta benda dan anak cucu yang dibuat lama dulu oleh keturunan ayah. Beliau menyuruh ibu membawa ayah berjumpa dengannya jika hendak berubat. Pengamal perubatan menjelaskan sendiri kepada ayah tapi sebaik mendengar penjelasan itu, ayah benar-benar marah dan tidak percaya. Dia menuduh keluarga ibu terbabit.
Kali ketiga kami datang untuk berubat, pengamal perubatan itu tidak lagi mahu menerima kedatangan kami kerana keluarganya kacau bilau dan isteri pengamal perubatan itu dirasuk lembaga hitam dan berbulu. Yang peliknya, sesiapa saja termasuk pengamal perubatan yang hendak menolong saya dan ibu pasti dilanda musibah pelik-pelik. Sejak itu, saya dan ibu sakit bertambah teruk - selalu demam, tidur malam terasa dihimpit dan bermimpi dirogol lembaga hitam besar. Sehinggalah kami bertemu seorang ustaz untuk berubat. Selepas diperiksa, ustaz itu mula menerangkan dengan terperinci perkara sebenar: "Keturunan sebelah ayah dulu ada membuat perjanjian dengan makhluk itu melalui perantaraan seseorang yang dianggapnya sebagai 'wali' ketika menuntut.
Wali itu menghadiahkan 'khadam' untuk menolong menjaga harta benda dan keturunan anak cucunya, membuka kebun selain menjadikan orang lain melihatnya gagah, kuat dan berasa gerun. "Selepas datuk meninggal, makhluk itu terbiar lama, tidak diberi layanan dan ganjaran seperti janji tuannya dulu menyebabkan ia mengamuk dan mahukan layanan. Sebelum kehadiran makhluk jin besar keturunan Ifrit jantan atau digelar hantu raya dalam budaya Melayu itu, akan ada bau busuk dan serangga seperti belalang atau serangga lain. "Makhluk itu berbulu seperti mawas, amat ganas dan memakan darah dan air mani manusia untuk hidup, akan menggigit dan meninggalkan tanda kepada semua keturunan keluarga ayah," katanya. Ustaz itu juga menerangkan, makhluk itu kadang-kadang menyerupai ayah dan sering merogol ibu dan saya ketika tidur.
Apabila kami tidur, kadangkala bermimpi melahirkan anak kecil. Makhluk itu juga berupaya mengacau-bilau dan memecah belahkan keluarga jika tuntutannya tidak dipenuhi. Ustaz itu menambah, jika tidak berhati-hati, kemungkinan ada kematian kerana makhluk itu mahukan makanannya (darah) yang banyak. Saya tidak tahu betul atau tidak, tetapi ramai keluarga di sebelah ayah yang mati pada usia muda. Wallahualam. Kami berubat tapi masalah lebam masih berterusan dan mimpi dirogol masih berterusan. Saya juga kerap bermimpi anak kecil selain bermimpi melahir dan menyusukan bayi. Pernah sekali antara sedar dan tidak, saya melihat lembaga hitam menyerupai ayah mengaku yang 'ia' sudah mati dan hendak memeluk saya. Apabila saya sedar, saya menjerit dan lembaga itu hilang.
Dua tiga hari selepas insiden itu, bau hanyir darah memenuhi bilik. Semua cadar dicuci tetapi bau masih ada. Insiden pelik lain ialah bunyi sesuatu menghempap bumbung dan mencakar siling terutama pada tengah hari dan malam. Kelakuan ayah juga pelik apabila membiarkan sekeping bumbung (atap) rumah terbuka pada setiap bilik, meletakkan parang atau sebilah pisau kecil di bawah permaidani, katil atau kerusi dan makan dalam kuantiti yang banyak malah berpinggan-pinggan. Ayah juga ada menyimpan keris kecil yang katanya, pusaka yang harus dijaga rapi selain sehelai kain putih berbentuk gelang yang dililit. Setiap malam Jumaat atau malam Rabu, ayah memakai wangian yang baunya sungguh kuat dan membuka semua tingkap dengan luas.
Ayah juga tidak mahu tidur dengan ibu dan mengunci diri dalam bilik keseorangan. Pernah saya mengintai dan melihat dia bercakap seorang diri dan ketika itu di luar rumah ada bunyi serangga seperti belalang yang berdesing kuat. Ustaz yang kami temui juga pernah berkata, datuk saya itu tidak boleh meninggal dunia selagi 'amalannya' diturunkan kepada waris keturunannya menyebabkan ustaz itu menasihatkan saya dan ibu memutuskan hubungan dengan ayah dan duduk sejauh mungkin bagi mengelakkan gangguan berterusan. Alhamdulillah, kami mengikuti nasihat itu. Kini saya menetap di luar negara dan dalam proses membawa ibu tinggal bersama-sama. Masalah lebam masih ada tetapi sudah tidak seteruk dulu. Buat masa ini, saya mengamalkan bacaan beberapa ayat suci al-Quran dan bersolat lebih tekun untuk mengelak diganggu. Bisa di badan dan mimpi dirogol atau dihempap makhluk hitam, Alhamdulillah sudah tiada.
Memang sukar untuk masyarakat mempercayai perkara ini, tetapi pada hakikatnya inilah masalah yang melanda masyarakat Melayu hingga kini. Mungkin ada sesetengah pihak menganggap perkara ini remeh tetapi amalan saka jika tidak dibendung membawa mudarat dan perpecahan rumah tangga, perceraian suami isteri, syak wasangka, pergaduhan antara saudara dan masyarakat, sakit misteri berlanjutan dari segi fizikal dan mental serta hidup tidak lagi tenang. Saya berharap jika ada sesiapa yang menghadapi masalah saka, berubatlah dan buanglah perkara jahil ini. Bertaubat serta kembalilah ke jalan Islam yang sebenar dan percayalah kepada kekuasaan Allah dan amalan Nabi dan Rasul.
SUMBER - http://www.mazeermohamad.com
Khabarnya semua adik-beradik suaminya juga diganggu oleh saka tersebut. Gangguan itu agak menyukarkan juga. Petik suis lampu tidak menyala, terdengar bunyi seakan anak kucing mengiau, bunyi seperti orang main guli, bunyi kerusi ditarik, bunyi mencakar-cakar, termasuklah rumah berdentum dan bergegar. Hal itu menyeramkan bulu roma hinggakan guru wanita itu tidak berani balik ke rumahnya sekembali dari kerja. Dia duduk di masjid sementara menunggu suaminya pula pulang dari kerja (suaminya kerja hingga jam 10 malam). Di waktu malam pula, walaupun suaminya ada di sisinya, dia tetap diganggu dengan berbagai bunyi hingga sukar untuk tidur. 'Saya dan adik beradik selalu terlihat lembaga hitam yang besar seakan manusia setinggi kira-kira dua meter sehingga mencecah siling "SAYA menerima qada dan qadar ini serta reda atas setiap ujian Allah SWT tetapi kadang-kadang saya terfikir mengapa seseorang itu sanggup 'mengorbankan' keluarga sendiri demi mewarisi adat nenek moyang yang jelas bertentangan dengan Islam." Begitulah luahan seorang wanita selepas membaca rencana mengenai angkara Saka yang disiarkan dalam Dimensi, tiga minggu lalu.
Wanita yang hanya mahu menggelar dirinya Alia, menghantar emel untuk berkongsi pengalamannya lebih 20 tahun dihantui Saka yang diwariskan datuk kepada ayahnya. Berikutan itu, Alia menetap di luar negara untuk mengelak pelbagai gangguan mistik dan menyeramkan angkara saka itu. Ikuti luahannya: Datuk meninggal dunia ketika saya masih kecil, baru darjah dua. Sebelum meninggal, datuk sebelah ayah lumpuh selama setahun. Sejak kematian datuk, selalu ada kesan lebam di badan saya terutama paha ke bawah tetapi ibu anggap ia perkara biasa kerana kanak-kanak sering bermain, kerap jatuh dan terlanggar. Ketika saya di sekolah rendah, ayah bekerja di negeri lain menyebabkan kami tinggal berasingan. Ketika ketiadaan ayah, saya dan adik beradik lain selalu terlihat kelibat lembaga hitam yang amat besar dan berbentuk seakan manusia di rumah kami.
Lembaga hitam itu setinggi kira-kira dua meter sehingga mencecah siling. Saya selalu demam terkejut melihat lembaga berkenaan. Saya beritahu ibu tapi ibu kata itu hanyalah khayalan kanak-kanak. Disebabkan ayah bekerja di negeri lain, dua minggu sekali barulah dia pulang melihat kami. Dua atau tiga hari sebelum ayah pulang, saya dan ibu pasti terdengar suara ayah memanggil tetapi apabila berlari ke pintu dan membukanya, saya hanya terlihat kelibat lembaga hitam. Ibu selalu mengadu sakit pinggang dan bisa di kaki. Badannya terasa seperti dicucuk jarum halus apabila ayah pulang. Dalam rumah pula, selalu muncul serangga seperti belalang bersaiz empat hingga lapan sentimeter panjang, berwarna hijau keperang-perangan dan merah malah serangga itu berbunyi sungguh kuat dan berdesing.
Ketika kami berpindah tinggal bersama ayah apabila saya di sekolah menengah, keadaan menjadi bertambah teruk. Saya selalu lewat bangun ke sekolah kerana setiap malam, badan terasa dihimpit lembaga hitam yang besar. Apabila bangun tidur, lebam sebesar syiling 50 sen atau lebih besar kelihatan di kaki dengan kesan gigitan. Pinggang terasa seperti paku mencucuk. Sebelum datang haid, saya ada lebam di paha dan kitaran haid juga tidak normal malah kadang-kadang tiada langsung. Sebelum muncul lebam, serangga seperti belalang muncul dalam rumah bersama bau bangkai yang amat busuk selain bau darah hanyir. Perkara ini kerap berlaku pada malam Jumaat dan badan saya akan berasa panas.
Saya sering mengadu kepada ayah sebaliknya dimarahi dan memberi pelbagai alasan. Disebabkan terlalu kerap menghidap penyakit itu, saya, ibu dan adik-beradik lain mengambil ujian darah kerana khuatir menghidap leukimia. Ujian darah bagaimanapun mengesahkan kami sihat. Disebabkan keadaan kami semakin mudarat dan pemeriksaan kesihatan moden gagal mengesan sebarang penyakit, kami cuba berubat tradisional dan ramai pengamal perubatan mengatakan kami terkena sihir. Ada antara mereka menyuruh kami mandi air garam, air daun, air tujuh masjid, tujuh kolah, tujuh perigi, air zamzam, meletak jala dalam rumah dan pelbagai kaedah lain tetapi lebam, bisa badan dan sakit pinggang tidak berkesudahan malah semakin teruk. Perangai ayah juga berubah sejak kami tinggal bersamanya.
Setiap malam Jumaat, dia bergegas ke rumah nenek tapi sebelum itu akan mengamuk dan naik berang tanpa sebab hingga kami ketakutan. Kami terus berubat tradisional dan daripada seorang pengamal perubatan, kami diberitahu masalah ibu dan saya berpunca daripada 'belaan' keluarga suami. Dia menyatakan lebam itu akibat jin belaan memakan darah sebagai perjanjian menjaga harta benda dan anak cucu yang dibuat lama dulu oleh keturunan ayah. Beliau menyuruh ibu membawa ayah berjumpa dengannya jika hendak berubat. Pengamal perubatan menjelaskan sendiri kepada ayah tapi sebaik mendengar penjelasan itu, ayah benar-benar marah dan tidak percaya. Dia menuduh keluarga ibu terbabit.
Kali ketiga kami datang untuk berubat, pengamal perubatan itu tidak lagi mahu menerima kedatangan kami kerana keluarganya kacau bilau dan isteri pengamal perubatan itu dirasuk lembaga hitam dan berbulu. Yang peliknya, sesiapa saja termasuk pengamal perubatan yang hendak menolong saya dan ibu pasti dilanda musibah pelik-pelik. Sejak itu, saya dan ibu sakit bertambah teruk - selalu demam, tidur malam terasa dihimpit dan bermimpi dirogol lembaga hitam besar. Sehinggalah kami bertemu seorang ustaz untuk berubat. Selepas diperiksa, ustaz itu mula menerangkan dengan terperinci perkara sebenar: "Keturunan sebelah ayah dulu ada membuat perjanjian dengan makhluk itu melalui perantaraan seseorang yang dianggapnya sebagai 'wali' ketika menuntut.
Wali itu menghadiahkan 'khadam' untuk menolong menjaga harta benda dan keturunan anak cucunya, membuka kebun selain menjadikan orang lain melihatnya gagah, kuat dan berasa gerun. "Selepas datuk meninggal, makhluk itu terbiar lama, tidak diberi layanan dan ganjaran seperti janji tuannya dulu menyebabkan ia mengamuk dan mahukan layanan. Sebelum kehadiran makhluk jin besar keturunan Ifrit jantan atau digelar hantu raya dalam budaya Melayu itu, akan ada bau busuk dan serangga seperti belalang atau serangga lain. "Makhluk itu berbulu seperti mawas, amat ganas dan memakan darah dan air mani manusia untuk hidup, akan menggigit dan meninggalkan tanda kepada semua keturunan keluarga ayah," katanya. Ustaz itu juga menerangkan, makhluk itu kadang-kadang menyerupai ayah dan sering merogol ibu dan saya ketika tidur.
Apabila kami tidur, kadangkala bermimpi melahirkan anak kecil. Makhluk itu juga berupaya mengacau-bilau dan memecah belahkan keluarga jika tuntutannya tidak dipenuhi. Ustaz itu menambah, jika tidak berhati-hati, kemungkinan ada kematian kerana makhluk itu mahukan makanannya (darah) yang banyak. Saya tidak tahu betul atau tidak, tetapi ramai keluarga di sebelah ayah yang mati pada usia muda. Wallahualam. Kami berubat tapi masalah lebam masih berterusan dan mimpi dirogol masih berterusan. Saya juga kerap bermimpi anak kecil selain bermimpi melahir dan menyusukan bayi. Pernah sekali antara sedar dan tidak, saya melihat lembaga hitam menyerupai ayah mengaku yang 'ia' sudah mati dan hendak memeluk saya. Apabila saya sedar, saya menjerit dan lembaga itu hilang.
Dua tiga hari selepas insiden itu, bau hanyir darah memenuhi bilik. Semua cadar dicuci tetapi bau masih ada. Insiden pelik lain ialah bunyi sesuatu menghempap bumbung dan mencakar siling terutama pada tengah hari dan malam. Kelakuan ayah juga pelik apabila membiarkan sekeping bumbung (atap) rumah terbuka pada setiap bilik, meletakkan parang atau sebilah pisau kecil di bawah permaidani, katil atau kerusi dan makan dalam kuantiti yang banyak malah berpinggan-pinggan. Ayah juga ada menyimpan keris kecil yang katanya, pusaka yang harus dijaga rapi selain sehelai kain putih berbentuk gelang yang dililit. Setiap malam Jumaat atau malam Rabu, ayah memakai wangian yang baunya sungguh kuat dan membuka semua tingkap dengan luas.
Ayah juga tidak mahu tidur dengan ibu dan mengunci diri dalam bilik keseorangan. Pernah saya mengintai dan melihat dia bercakap seorang diri dan ketika itu di luar rumah ada bunyi serangga seperti belalang yang berdesing kuat. Ustaz yang kami temui juga pernah berkata, datuk saya itu tidak boleh meninggal dunia selagi 'amalannya' diturunkan kepada waris keturunannya menyebabkan ustaz itu menasihatkan saya dan ibu memutuskan hubungan dengan ayah dan duduk sejauh mungkin bagi mengelakkan gangguan berterusan. Alhamdulillah, kami mengikuti nasihat itu. Kini saya menetap di luar negara dan dalam proses membawa ibu tinggal bersama-sama. Masalah lebam masih ada tetapi sudah tidak seteruk dulu. Buat masa ini, saya mengamalkan bacaan beberapa ayat suci al-Quran dan bersolat lebih tekun untuk mengelak diganggu. Bisa di badan dan mimpi dirogol atau dihempap makhluk hitam, Alhamdulillah sudah tiada.
Memang sukar untuk masyarakat mempercayai perkara ini, tetapi pada hakikatnya inilah masalah yang melanda masyarakat Melayu hingga kini. Mungkin ada sesetengah pihak menganggap perkara ini remeh tetapi amalan saka jika tidak dibendung membawa mudarat dan perpecahan rumah tangga, perceraian suami isteri, syak wasangka, pergaduhan antara saudara dan masyarakat, sakit misteri berlanjutan dari segi fizikal dan mental serta hidup tidak lagi tenang. Saya berharap jika ada sesiapa yang menghadapi masalah saka, berubatlah dan buanglah perkara jahil ini. Bertaubat serta kembalilah ke jalan Islam yang sebenar dan percayalah kepada kekuasaan Allah dan amalan Nabi dan Rasul.
SUMBER - http://www.mazeermohamad.com
Monday, 6 January 2014
[15 GAMBAR] BARANGAN PENINGGALAN NABI MUHAMMAD S.A.W
BAJU NABI MUHAMMAD S.A.W |
TOPI PERANG |
PAKAIAN DAN KELENGKAPAN |
KOTAK GIGI |
KUNCI KAABAH (ZAMAN NABI MUHAMMAD S.A.W) |
PEDANG |
PEDANG |
PEDANG |
PEDANG |
RAMBUT |
TELAPAK KAKI |
TULISAN NABI MUHAMMAD S.A.W |
SERBAN |
MANGKUK MINUM |
9 SIFAT ROH YANG ADA PADA MANUSIA (VERSI INDONESIA)
Gambar hiasan |
roh un1x project - [ Blog Misteri Beda Dunia ]
1. Roh idhofi atau dalam bahasa kejawen sering disebut dengan roh ilafi/ilofi :
Alam tinggal roh idhofi ini adalah nur (cahaya) yang terang benderang dan sangat sejuk. roh idhofi adalah roh central atau pusat dalam tubuh manusia roh ini yang memiliki peranan paling besar/penting dan roh inilay yang memerintah dari ke 8 roh lainya makadari itu roh idhofi diberi julukan "johar awal suci" roh inilah yang membuat manusia hidup. roh idhofi adalah roh sumber dari 8 roh lainya bila mana roh idhofi ini keluar dari raga manusia maka dapat dipastikan roh yang ke 8 akan ikut serta keluar dari raga dan kejadian inilah yang disebut Kematian maka dari itu roh idhofi disebut "Nyawa" namun bila kebalikanya yaitu ke 8 roh keluar dari tubuh kita namun 1 roh(Idhofi) tetap tinggal dalam raga dapat dipastikan manusia masih bisa hidup namun pasti saja memiliki kekurangan dikarenakan 8 fungshi yang mengatur tubuh kita hilang. 'bagi seseorang yang mempunyai tingkat ilmu kebatinan tinggi dapat menjumpai wujud dari roh idhofi ini. wujud dari roh idhofi tidak jauh berbeda dengan tubuh kita dari rupa, suara, tingkah dan segala sesuatunya persis seperti wujud kita sendiri yang memiliki (tidak ada yang berbeda) sifat inilah yang membedakan roh idhofi berbeda dengan roh lainya.
2. Roh Rabbani : Alam tinggal roh ini dalam nur (cahaya) berwarna kuning diam tak bergerak.
Sifat roh rabbani ini tidak mempunyai kehendak apa apa. memiliki ketentraman hati. dan tubuh tidak merasakan apa apa. karena roh ini tidak memiliki hawa nafsu maka roh ini sering dipergunakan para kaum supranaturalis sebagai titik acuan dalam semedi / bertapa. untuk mencapai ketenangan dan penyatuan dengan alam.
3. Roh Rohani : roh ini yang mengendalikan hawa nafsu manusia.
Roh ini mimiliki 2 sisi kehendak yang berbeda. roh yang membuat kita sering merasakan kadang menyukai sesuatu hal. dan kadang tidak menyukai hal tersebut (membenci). roh ini pun yang memiliki pengaruh akan perbuatan baik dan buruk roh ini pun menemoati 4 jenis nafsu yaitu 1. Nafsu luwama (aluamah) 2.Nafsu Amarah 3.Nafsu Supiyah 4.Nafsu mulamah (mutmainah). jika roh ini meninggalkan tubuh manusia maka manusia makan manusia tidak akan mempunyai nafsu lagi. bilamana manusia mampu menguasai roh ini maka ia akan hidup dalam keilmuan. roh ini memiliki sifat mengikuti penglihatan. apa yang kita pandang apa yang kita lihat disitulah roh rohani berada. untuk melihat / menjumpai roh ini kita akan menjumpai terlebih dahulu melihat macam macam nur (cahaya) seperti kunang kunang. setelah cahaya tersebut hilang barulah kita dapat menjumpai roh ini.
4. Roh Nurani : roh ini membawa sifat terang.
Karena roh inilah manusia bisa merasakan suatu petunjuk yang menuntun dan keterangan dalam hati & pikiran. bilamana roh nurani meninggalkan tubuh maka orang tersebut akan merasakan gelap nya hati dan pikiran. Roh Nurani menguasai nafsu mutmainah yang menonjol yang dapat mengalahkan nafsu lainya sehingga membawa kebaikan yang terjaga. hati terasa tentram, prilaku baik dan terpuji, air muka pun akan terlihat bersinar (bercahaya) tidak banyak berbicara, tidak ragu dalam mengambil keputusan, serta tidak mengeluh jika ditimpa kesusahan/musibah. bagi yang bisa menguasai roh ini semua perkara, suka, duka akan dipandang sama rata.
5. Roh kudus : biasa dikenal dengan sebutan roh suci.
Roh ini membawa pengaruh sifat welas asih pada semua makhluk. tidak segan memberi pertolongan dan berbuat kebajikan serta mempengaruhi perbuatan amal ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianutnya.
6. Roh Rahmani : Roh diberi nama yang mengambil dari kata "Rahman" yang artinya pemurah.
Karena roh ini memiliki sifat pemurah suka memberi dan bersifat sosialitas.
7. Roh Jasmani : pemahaman sifat kerja roh ini sering diterapkan dalam ilmu pengobatan dikarenakan roh inilah yang mengatur seluruh sistem peredaran darah, urat syaraf pada manusia.
Karena roh inilah kita memiliki rasa sakit, cape, segar, roh inipun memiliki nafsu amarah dan nafsu hewani nafsu inilah yang membuat kita malas, menyuakai hubungan badan, serakah, dan ingin dimengerti sendiri. salah satu tantangan seseorang mempelajari ilmu kebatinan untuk mencapai taraf supranatural yang paling utama adalah menundukan sifat roh jasmani ini dalam tubuh. karena tanpa terlebih dahulu menundukan sifat roh ini maka tidak akan mampu menguasai ilmu kebatinan tingkat tinggi yang selalu terhalang ileh rasa sakit malas dan sebagainya.
8. Roh Nabati : roh ini yang mengendalikan perkembangan pertumbuhan pada tubuh
9. Roh Rewani : roh inilah yang menjaga tubuh kita. bila roh ini keluar dari tubuh maka kita akan tertidur.
Dan apa bila roh ini kembali dari tubuh maka kita akan kembali terbangun. jika seseorang tertidur bermimpi dengan arwah seseorang. maka roh rewani dari orang yang bermimpilah yang menjumpainya. jadi mimpi tersebut adalah hasil kerja roh rewani yang mengendalikan otak manusia. pergi dan keluarnya roh rewani pun yang diatur oleh roh idhofi. begitupun degan roh yang lainya masih tetap dalam kekuasaan roh idhofi.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Lain-lain
-
Ini plak misteri mencari Sayyid Hussein Jamadil Kubra (www.forum.cari.com/) WonBin: Beliau adalah tokoh yang terpenting di Nusantara....
-
~ 1001 RAHSIA MIMPI ~ PENDAHULUAN Mimpi adalah mainan tidur tetapi kadang-kadang mimpi memberi alamat atau petanda kepada seseora...
-
Artikel diambil dari http://mirhazilazran.wordpress.com/2009/06/26/michael-jackson-29081958-25072009/ untuk dikongsi bersama. Saya bukanlah ...
-
Gambar Entiti Paranormal Dirakamkan Di Highland Towers (Mesti Baca) ketahui lebih lanjut di http://penyingkapfakta666.blogspot.com/ Ki...
-
SEKITAR November 2013, penduduk Kampung Penaga Putar di Jerteh, Terengganu mendakwa terserempak dengan hantu langsuir yang terbang meray...
-
*Nama asal Cik Wan Kembang *Kematian ayah sejak usia empat tahun *Raja Kelantan ke enam dari keturunan Sultan Iskandar Shah *Menjadi r...
-
G angguan jin saka adalah perkara yang boleh dikatakan kerap juga berlaku dalam sesetengah keluarga masyarakat Melayu. Ia adalah keadaan bil...
-
Misteri anak patung di Singapura gempar apabila sebuah anak patung dengan mata di tutup dengan kain putih bertulisan ayat AL-Quran dijump...
-
GUA MUSANG: Remaja lelaki yang hilang selepas membuang air kecil di kawasan semak di Kampung Pasir Linggi, Pos Lebir, malam kelmarin, ditemu...
-
KISAH menyayat hati ini kami siarkan sesuai dengan isu semasa yang dipaparkan, tentang gejala sosial muda-mudi, anak-anak kita yang sudah ...